Presiden Jokowi saat meninjau pembangunan runway 3 Bandara Soetta, 21 Juni 2018 |
Padahal, kata Jokowi, pembangunan infrastruktur termasuk bagian upaya membangun mental dan karakter bangsa. "Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya saja, padahal sesungguhnya kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur fisik seharusnya dilihat sebagai cara untuk mempersatukan bangsa. Tak hanya itu, pembangunan fisik juga upaya untuk mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara.
"Orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas, sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," ujar Jokowi.
Karenanya juga selama empat tahun Pemerintahan Jokowi-JK, fokus untuk membangun negeri mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote secara merata dan berkeadilan. "Kita ingin rakyat di perbatasan, di pulau-pulau terluar, di kawasan tertinggal merasakan kehadiran Negara Republik Indonesia," kata Jokowi.
Menurutnya, Pemerintah juga terus berupaya membangun fondasi yang kokoh untuk menuju Indonesia yang lebih maju. Karenanya, Pemerintah juga fokus percepatan pembangunan infrastruktur serta peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa.
Jokowi mengatakana percepatan pembangunan infrastruktur juga bukan hanya dimaksud untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur dari negara lain, tetapi juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru bagi daerah-daerah di Tanah Air.
"Itulah sebabnya infrastruktur tidak hanya dibangun di Jawa, tapi di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara, sampai Tanah Papua," ujar Jokowi.
Dalam sidang tahunan MPR yang diawali Pidato Ketua MPR Zulkifli Hasan itu, Presiden Jokowi didampingi istri Iriana Joko Widodo. Beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Mufidah Jusuf Kalla.
Sidang MPR juga dihadiri oleh para mantan presiden maupun wakil presiden, diantaranya Presiden RI Ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden RI Kelima Megawati Sukarnoputri.
Namun Presiden RI Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nampak tidak hadir. Dari jajaran mantan wakil Presiden antara RI Keenam Try Sutrisno dan Wakil Presiden RI Ke-11 Boediono.
Hadir juga Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD Oesman Sapta yang masih menjadi Wakil Ketua MPR. Wakil Ketua MPR Mahyudin, EE Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Muhaimin Iskandar.
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Moermahadi Soerja Djanegara, Ketua Mahkamah Agung (MA) Muhammad Hatta Ali, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, Ketua Komisi Yudisial Jaja Ahmad Jayus.
Para Duta Besar dan Kepala Perwakilan Negara-negara sahabat, Anggota MPR RI, pimpinan dan anggota Lembaga-lembaga Negara, Para Menteri Kabinet Kerja, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, dan Para Kepala Staf Angkatan, Para Ketua Umum Partai Politik.
RPB/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar