JAKARTA, JMI -- Pengamat politik dari Universitas Paramadhina, Hendri Satrio berpendapat, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memiliki basis NU yang lebih solid. Karena itu, Hendri berpendapat, Said Aqil berpotensi menjadi cawapres Joko Widodo dalam Pilpres 2019.
Nama Said Aqil Siradj masuk dalam bursa survei calon wakil presiden 2019, termasuk cawapres Jokowi. "Kyai Said ini kan ulama besar dari hasil beberapa survei itu juga sudah masuk, nah peluang beliau jadi cawapres memang bagus," kata Hendri, di Jakarta, Selasa (18/7).
Jika ada yang mengganjal, Ia mengatakan, NU punya pengalaman pahit pada Pilpres 2009. Kala itu, mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi pernah kalah saat menjadi cawapres Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Apakah akan solid NU? Saya rasa solid juga. Akan tetapi, memang NU ini punya sejarah yang kurang enak juga diceritakan, ketua PBNU mereka juga kalah juga waktu itu berpasangan sama bu Mega," ucapnya.
Namun, ia berpendapat, hal tersebut seharusnya bukan masalah karena saat ini sosok Said Aqil ideal berdampingan dengan Jokowi. Dengan bekal ketokohan agama Said, dia yakin, Jokowi bisa mendapatkan suara dari rakyat dan umat.
“Sekarang sebenarnya agak berbeda, sehingga menurut saya Said Aqil punya hal yang dibutuhkan pak Jokowi, apalagi kan pak Jokowi dianggap tidak soleh persepsi publiknya. Secara religiusitas itu rendah, dengan hadirnya Kyai Said itu bisa menambah citra religius dari pak Jokowi," ucap Hendri.
Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Said Aqil masuk posisi teratas bersama Mahfud MD dan Sri Mulyani. Survei itu memiliki responden elite, pembuat opini atau opinion leader, dan media massa pemilih nasional.
Penilaian survei berdasarkan penilaian kapabilitas, integritas, empati, akseptabilitas, kontinuitas. Mahfud MD di posisi pertama (7,2 persen), Sri Mulyani di posisi kedua (7 persen), Said Aqil menempati posisi ketiga dengan skor 6,3 persen, lalu Airlangga Hartarto di posisi keempat (6,1 persen) dan TGB Zainul Majdi (6,1 persen).
Nama Said Aqil Siradj masuk dalam bursa survei calon wakil presiden 2019, termasuk cawapres Jokowi. "Kyai Said ini kan ulama besar dari hasil beberapa survei itu juga sudah masuk, nah peluang beliau jadi cawapres memang bagus," kata Hendri, di Jakarta, Selasa (18/7).
Jika ada yang mengganjal, Ia mengatakan, NU punya pengalaman pahit pada Pilpres 2009. Kala itu, mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi pernah kalah saat menjadi cawapres Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Apakah akan solid NU? Saya rasa solid juga. Akan tetapi, memang NU ini punya sejarah yang kurang enak juga diceritakan, ketua PBNU mereka juga kalah juga waktu itu berpasangan sama bu Mega," ucapnya.
Namun, ia berpendapat, hal tersebut seharusnya bukan masalah karena saat ini sosok Said Aqil ideal berdampingan dengan Jokowi. Dengan bekal ketokohan agama Said, dia yakin, Jokowi bisa mendapatkan suara dari rakyat dan umat.
“Sekarang sebenarnya agak berbeda, sehingga menurut saya Said Aqil punya hal yang dibutuhkan pak Jokowi, apalagi kan pak Jokowi dianggap tidak soleh persepsi publiknya. Secara religiusitas itu rendah, dengan hadirnya Kyai Said itu bisa menambah citra religius dari pak Jokowi," ucap Hendri.
Dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Said Aqil masuk posisi teratas bersama Mahfud MD dan Sri Mulyani. Survei itu memiliki responden elite, pembuat opini atau opinion leader, dan media massa pemilih nasional.
Penilaian survei berdasarkan penilaian kapabilitas, integritas, empati, akseptabilitas, kontinuitas. Mahfud MD di posisi pertama (7,2 persen), Sri Mulyani di posisi kedua (7 persen), Said Aqil menempati posisi ketiga dengan skor 6,3 persen, lalu Airlangga Hartarto di posisi keempat (6,1 persen) dan TGB Zainul Majdi (6,1 persen).
0 komentar :
Posting Komentar