Petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan mengatur kendaraan saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3). |
"Sistem pengaturan itu dengan cara pembagian jalur untuk atlet pada jalan utama. Kendaraan umum akan dialihkan ke jalan kampung," katanya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (12/7).
Menurut dia, pengaturan ini sama dengan pada kegiatan olahraga maupun lainnya, dikarenakan pada wilayah hukumnya bersifat kantong. Dengan adanya pola seperti itu, maka secara pembagian pengamanan dan kerja akan jauh lebih mudah.
Pada kegiatan besar yang rencananya diikuti 45 negara di Asia, pihaknya akan menurunkan seluruh kesatuan dengan fungsi yang berbeda-beda. Untuk kelancaran arus lalu lintas akan menurunkan 75 personel yang berfungsi pada pengaturan lalu lintas dan penentu kebijakan darurat bila terjadi kepadatan arus kendaraan.
"Pola pengaturan itu ada pada kawasan Jababeka-Cikarang Pusat, Jalan Kawasan, Jalur Gerbang Tol (Lemahabang, Cikarang Barat, Delta Mas, Cibatu), dan Jalur Arteri (Pantura, Kalimalang)," katanya pula. Dengan sistem pengamanan berlapis dari seluruh kesatuan (divisi), maka dapat berjalan secara optimal, katanya lagi.
Ia menambahkan penggunaan rekayasa lalu lintas adalah jalan terakhir bila terjadi kepadatan arus lalu lintas yang tidak ada jalan keluarnya. "Ini sudah sesuai arahan, mengingat letak Stadion Wibawa Mukti berada pada Kawasan Industri (Perkantoran) Jababeka," katanya pula.
Tetapi, menurut dia, juga harus ada koordinasi gabungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas, tergantung dari arus lalu lintasnya. AKBP Heru menegaskan, pola pengaturan secara sederhana biasanya akan lebih baik diterapkan agar Asian Games dapat berjalan sesuai rencana.
0 komentar :
Posting Komentar