WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Tindak Represif Terhadap Mahasiswa, KAHMI : Polisi Mengancam Demokrasi

Polisi membubarkan massa aksi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) melakukan tindakan anarkis saat unjuk rasa Refleksi 20 Tahun Reformasi di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (21/5). Polisi membubarkan massa tersebut karena melakukan tindakan provokatif dan anarkis saat melakukan unjuk rasa
JAKARTA, JMI - Presidium Majelis Nasional Korps Alumni HMI (MN KAHMI), Viva Yoga Mauladi menyesalkan cara penanganan kepolisian yang bertindak represif terhadap aksi massa mahasiswa dari HMI MPO Cabang Jakarta di Istana Negara, Senin (21/5) lalu.

Menurutnya, apa yang telah polisi lakukan tersebut bertentangan dengan fungsi polisi sebagai pengayom dan pelindung masyarakat.

“Cara polisi sangat bertentangan dengan praktik di lapangan. Polisi melakukan tindakan represif dan brutal atas aksi mahasiswa. Mahasiswa dihajar,” kata Viva, Kamis (24/5).

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI pun menyarankan agar cara represif polisi dalam menangani aksi massa mahasiswa ini dirubah dengan cara persuasif dialogis. Sebab, para demonstran dijamin hak politiknya oleh UUD 1945 dalam mengeluarkan pendapat, baik lisan maupun tulisan.

“Mahasiswa juga bagian dari warga negara yang sah di Republik Indonesia,” tandasnya.

Di sisi lain, cara represif akan mengancam kehidupan demokrasi. Ia menilai, demokrasi akan dinodai oleh perlakuan aparat negara yang menghajar warga negaranya sendiri.

“Jika cara dan model polisi dalam penanganan aksi massa selalu represif maka pasti akan memantik solidaritas mahasiswa di seluruh Indonesia untuk bergerak karena semangat esprit de corps sebagai mahasiswa Indonesia. Akan ada gerakan luas yang menasional,” jelasnya.

Dengan demikian, Viva yang merupakan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), meminta pihak kepolisian untuk melakukan evaluasi terhadap cara dan model penanganan aksi mahasiswa.

“Jangan kasar dan represif. Hal itu sama saja akan menyiram bensin di api yang sedang menyala. Akan berkobar-kobar. Pihak aparat kepolisian harus bijaksana, sabar, toleran, dialogis, dan manusia dalam menangani aksi massa mahasiswa,” pungkasnya.

Sebelumnya, aksi demonstrasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) MPO cabang Jakarta terkait "Refleksi 20 Tahun Reformasi" berujung bentrok dengan petugas kepolisian di depan Istana Negara.

Akibatnya, sekira tujuh orang peserta demo dirawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan karena pukulan aparat polisi.

Akurat
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Rapat Paripurna DPRD Subang Tetapkan Dua Raperda Tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Penyusunan Produk Hukum

Subang, JMI - Penjabat (Pj.) Bupati Subang Dr. Drs. Imran, M.Si., MA.cd Menghadiri Rapat Paripurna DPRD  yang bertempat di Ruan...