Sejumlah anggota Densus 88 menjaga ketat kendaraan taktis yang membawa tiga orang terduga teroris setelah penggerebekan di Gempol, Tangerang, Banten, Rabu (16/5). |
Riski (20), tetangga Sup mengaku bahwa saat penangkapan dirinya sedang membuat sebuah desain tugas kuliahnya, tiba-tiba datang polisi kira-kira dua mobil dan langsung mendatangi kontrakan tersebut dan menyita barang bukti berupa perakit. "Saat datang polisi cuma ditemui sama istri dan anaknya, kabarnya suaminya sudah ketangkap terlebih dahulu," katanya.
Riski juga menerangkan keluarga tersebut memang tertutup tapi kalau ada kegiatan rohani, istrinya selalu ikut pengajian ibu-ibu di sekitar dusun tersebut. "Orangnya memang tertutup bang, istrinya sering ikut pengajian bareng ibu-ibu, dan suaminya juga sering kok sholat berjemaah di masjid," jelasnya.
Riski mengungkapkan keluarga tersebut sudah cukup lama tinggal di kontrakan itu. "Kira-kira udah hampir satu tahunlah dia tinggal di sini, cuma mungkin baru ini keendus," jelasnya.
Sementara itu, rumah kontrakan tempat tinggal keluarga terduga teroris tersebut telah dipasangi garis polisi. Salah seroang perangkat desa Margo Rejo, Yudi mengatakan, tidak mengetahui kalau Sup adalah terduga teroris.
Yudi ditelepon warganya untuk pulang lebih awal dari bekerja. Saat tiba di rumah terduga, sejumlah anggota Densus 88, BNPT, dan anggota Polres Pesawaran telah ramai. Menurutnya, rumah terduga telah terpasang garis polisi saat dirinya tiba.
Seorang warga mengatakan, penggerebekan dilakukan pada Jumat siang. Sebelumnya, aparat kepolisian berpakaian antipeluru telah berjaga di sekitar rumah kontrakan Sup.
''Kami tidak tahu penangkapan itu soal apa, kami tidak terlalu peduli,'' ujar Wati, warga setempat.
0 komentar :
Posting Komentar