JAKARTA, JMI -- Sumber daya manusia (SDM) PT Mass Rapid Transit (MRT) diberikan pelatihan, guna mempersiapkan pengoperasian MRT yang direncanakan pada Maret 2019 mendatang. Pelatihan dilakukan agar SDM siap dan mendapatkan sertifikasi di bidangnya masing-masing, mulai dari masinis hingga SDM bagian pemeliharaan.
Kepala Divisi Pemeliharaan PT MRT Jakarta Asep Solihin mengatakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perkeretaapian Indonesia, setiap SDM diharuskan untuk sertifikasi. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan No PM 23 Tahun 2011 Tentang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.
"Dalam peraturan perundang-undangan itu khususnya untuk perkeretaapian bukan cuma peralatan. Peralatan jelas kita sertifikasi, tapi juga pegawai yang melakukan pemeliharaan. Untuk mencapai itu maka kami melakukan sertifikasi," kata Asep di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Rabu (18/4).
Lebih lanjut Asep menuturkan, dari 11 orang SDM yang bergerak di bidang sistim persinyalan dan telekomunikasi, 10 orangnya telah tersertifikasi. Untuk SDM yang bergerak di bidang sipil track, 12 orang dari 15 orang juga telah tersertifkasi.
"Untuk rolling stock dari 29 sudah 17 yang tersertifikasi. Untuk di bidang listrik belum tersertifikasi semua. Tapi sisanya itu rencananya minggu depan akan dilakukan sertifikasi tanggal 26 kalau tidak salah. Untuk mekanik juga, itu akan kita proses," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Railway Operation PT MRT Jakarta, Mega Tarigan mengatakan, untuk tenaga pemeliharaan bisa dilakukan dari saat ini. Namun, berbeda dengan masinis yang harus melalui uji coba trial run terlebih dahulu, sebelum bisa mendapatkan sertifikasi.
Akan tetapi, untuk melakukan trial run, masinis harus melakukan uji coba di lintas MRT sendiri. Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan lantaran saat ini masih dilakukan pembangunan proyek MRT.
"Itu yang sulit karena sekarang masih proses konstruksi jadi nanti setelah prosesnya selesai akan ada fase itu dimana temen-teman (masinis) ini trial run, jadi uji coba operasi. Di sanalah dia praktik menjalankan kereta MRT di lintas MRT. Nanti setelah itu (trial run, Red) mereka dapatkan baru bisa mengajukan sertifikat ke Kementerian Perhubungan," kata Mega.
Program trial run sendiri, lanjut Mega, akan dilakukan selama tiga bulan lamanya. Diusahakan sebelum Maret 2019 mendatang semua masinis telah mendapatkan sertifikasi. "Trail run kita programkan saat ini tiga bulan. Sertifikasi kita harapkan semua bisa mendapat sertifikasi sebelum Maret. Paling lambat Maretlah," tambah Mega.
Kepala Divisi Pemeliharaan PT MRT Jakarta Asep Solihin mengatakan, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai perkeretaapian Indonesia, setiap SDM diharuskan untuk sertifikasi. Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan No PM 23 Tahun 2011 Tentang Sertifikat Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian.
"Dalam peraturan perundang-undangan itu khususnya untuk perkeretaapian bukan cuma peralatan. Peralatan jelas kita sertifikasi, tapi juga pegawai yang melakukan pemeliharaan. Untuk mencapai itu maka kami melakukan sertifikasi," kata Asep di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Rabu (18/4).
Lebih lanjut Asep menuturkan, dari 11 orang SDM yang bergerak di bidang sistim persinyalan dan telekomunikasi, 10 orangnya telah tersertifikasi. Untuk SDM yang bergerak di bidang sipil track, 12 orang dari 15 orang juga telah tersertifkasi.
"Untuk rolling stock dari 29 sudah 17 yang tersertifikasi. Untuk di bidang listrik belum tersertifikasi semua. Tapi sisanya itu rencananya minggu depan akan dilakukan sertifikasi tanggal 26 kalau tidak salah. Untuk mekanik juga, itu akan kita proses," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Railway Operation PT MRT Jakarta, Mega Tarigan mengatakan, untuk tenaga pemeliharaan bisa dilakukan dari saat ini. Namun, berbeda dengan masinis yang harus melalui uji coba trial run terlebih dahulu, sebelum bisa mendapatkan sertifikasi.
Akan tetapi, untuk melakukan trial run, masinis harus melakukan uji coba di lintas MRT sendiri. Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan lantaran saat ini masih dilakukan pembangunan proyek MRT.
"Itu yang sulit karena sekarang masih proses konstruksi jadi nanti setelah prosesnya selesai akan ada fase itu dimana temen-teman (masinis) ini trial run, jadi uji coba operasi. Di sanalah dia praktik menjalankan kereta MRT di lintas MRT. Nanti setelah itu (trial run, Red) mereka dapatkan baru bisa mengajukan sertifikat ke Kementerian Perhubungan," kata Mega.
Program trial run sendiri, lanjut Mega, akan dilakukan selama tiga bulan lamanya. Diusahakan sebelum Maret 2019 mendatang semua masinis telah mendapatkan sertifikasi. "Trail run kita programkan saat ini tiga bulan. Sertifikasi kita harapkan semua bisa mendapat sertifikasi sebelum Maret. Paling lambat Maretlah," tambah Mega.
0 komentar :
Posting Komentar