SURABAYA, JMI - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini baru saja melaunching program Merdeka dari Sampah (MDS) 2018 di Graha Sawunggaling, Surabaya, pada Jumat (20/4). Program tahunan yang sudah memasuki tahun ke 10 ini mengangkat tema Ayo Rek Stop Nyampah Plastik.
Perempuan kelahiran Kediri itu menjelaskan, tema Merdeka dari sampah tahun ini bertaraf internasional. Sebab, semua negara di dunia sudah sepakat untuk mengurangi sampah plastik. Terlebih, sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurainya.
Coba bayangkan, kalau semuanya pakai plastim, lama kelamaan kita akan hidup di atas plastik. Makanya, tema kali ini saya kira sudah tema internasional karena sudah sepakat untuk mengurangi sampah plastik, kata Risma di Surabaya, Sabtu (21/4).
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu tidak memungkiri, semakin banyaknya sampah plastik. Tidak terkecuali di Surabaya. Bahkan, ia sempat menemukan saluran di Dharmawangsa ketutupan sampah plastik seperti botol-botol air mineral. Karena ketutupan dan hujan lebat, maka di daerah itu tergenang.
Sebenarnya saya sangat mudah untuk membersihkannya, tapi itu kan menimbulkan genangan. Saya juga heran kenapa harus buang sampah di saluran, kenapa tidak mau sebentar saja membuang sampah itu di tempatnya, ujar Risma.
Oleh karena itu, mantan Kepala Dinas Kebersihan Kota Surabaya itu meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mengurangi sampah plastik ini. Bahkan, ia meminta kepada kader lingkungan yang tersebar di Kota Surabaya untuk masuk ke sekolah-sekolah dalam mengurangi sampah plastik jajan anak-anak sekolah.
Ayo kita nanti lihat sama-sama, bagaimana supaya bisa dikurangi. Mungkin salah satu solusinya setiap anak harus bawa gelas dan piring sendiri ke sekolah, sehingga ketika jajan tidak lagi menggunakan plastik, kata Risma.
Risma pun berharap, dengan adanya Merdeka dari Sampah ini diharapkan semua RT dan RW se Surabaya dapat mengikutinya. Tujuan utamanya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungannya dan sama-sama menjaga kebersihan Kota Surabaya.
Perempuan kelahiran Kediri itu menjelaskan, tema Merdeka dari sampah tahun ini bertaraf internasional. Sebab, semua negara di dunia sudah sepakat untuk mengurangi sampah plastik. Terlebih, sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurainya.
Coba bayangkan, kalau semuanya pakai plastim, lama kelamaan kita akan hidup di atas plastik. Makanya, tema kali ini saya kira sudah tema internasional karena sudah sepakat untuk mengurangi sampah plastik, kata Risma di Surabaya, Sabtu (21/4).
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu tidak memungkiri, semakin banyaknya sampah plastik. Tidak terkecuali di Surabaya. Bahkan, ia sempat menemukan saluran di Dharmawangsa ketutupan sampah plastik seperti botol-botol air mineral. Karena ketutupan dan hujan lebat, maka di daerah itu tergenang.
Sebenarnya saya sangat mudah untuk membersihkannya, tapi itu kan menimbulkan genangan. Saya juga heran kenapa harus buang sampah di saluran, kenapa tidak mau sebentar saja membuang sampah itu di tempatnya, ujar Risma.
Oleh karena itu, mantan Kepala Dinas Kebersihan Kota Surabaya itu meminta kepada semua pihak untuk bersama-sama mengurangi sampah plastik ini. Bahkan, ia meminta kepada kader lingkungan yang tersebar di Kota Surabaya untuk masuk ke sekolah-sekolah dalam mengurangi sampah plastik jajan anak-anak sekolah.
Ayo kita nanti lihat sama-sama, bagaimana supaya bisa dikurangi. Mungkin salah satu solusinya setiap anak harus bawa gelas dan piring sendiri ke sekolah, sehingga ketika jajan tidak lagi menggunakan plastik, kata Risma.
Risma pun berharap, dengan adanya Merdeka dari Sampah ini diharapkan semua RT dan RW se Surabaya dapat mengikutinya. Tujuan utamanya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungannya dan sama-sama menjaga kebersihan Kota Surabaya.
0 komentar :
Posting Komentar