Bandara AdiSutjipto |
JAKARTA, JMI -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan aktivitas di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jawa Tengah sudah sangat sibuk. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan penumpang bandara tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Dia menjelaskan bandara tersebut pda dua tahun lalu melayani sebanyak enam juta penumpang namun saat ini diperkirakan mencapai 7,6 juta penumpang. "Peningkatannya ada sekitar 11 sampai 13 persen pertahun," kata Agus, Senin (19/3).
Padahal, kata Agus, secara existing bandara Yogyakarta tersebut hanya bisa menampung 1,4 juta penumpang per tahun. Dengan adanya kondisi tersebut, Agus menilai bandara tersebut sangat sempit dan sibuk karena aktivitas bandara yang terus meningkat
Agus merasa, meningkatnya jumlah penumpang di bandara tersebut memang dimengerti karena berkembangnya Yogyakarta setiap tahunnya. "Yogyakarta yang sudah terkenal sebagai kota pelajar dan kota pariwisata banyak dikunjungi masyarakat dari luar daerah dan luar negeri setiap tahunnya," ungkap Agus.
Sayangnya, Agus mengakui bandara tersebut memang belum dikembangkan meski aktivitas penumpang terus meningkat. Menurut Agus, landasan pacu bandara sepanjang 2.200 meter memang tidak bisa diperpanjang karena kendala geografis.
Seperti beberapa diantaranya sisi timur bandara tersebut terdapat pegunungan candi Ratu Boko, sedangkan sisi barat terdapat flyover Janti. "Dengan landasan pacu sepanjang itu, hanya bisa melayani pesawat-pesawat narrow body secara terbatas," ungkap Agus.
Belum lagi dengan adanya konfigurasi taxiway dan apron yang juga terbatas. Dengan begitu, menurut Agus membuat kapasitas dari parking stand di bandara Yogyakarta tesebut hanya untuk sembilan pesawat narrow body.
Meskipun saat ini terdapat keterbatasan di bandara tersebut, Agus meminta operasional terutama di sisi darat bisa dioptimalkan untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal. "Ruang internasional bisa digunakan untuk penumpang domestik apabila sedang tidak ada penumpang internasional," tutur Agus.
RPB/JMI/Red
0 komentar :
Posting Komentar