WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Lakuka Hal Spele Ini, Demi Generasi Masa Depan


Jakarta JMI - Penggunaan listrik secara berlebihan bisa merugikan banyak pihak. Tak hanya membuat biaya tagihan listrik rumah melambung, tapi juga sisa pasokan energi untuk menghasilkan listrik akan habis. 

Namun, sebelum itu terjadi, ada baiknya masyarakat menggunakan listrik secara bijak. Karena memang, saat ini listrik menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat dunia. Hampir semua aktivitas yang manusia lakukan sehari-hari berhubungan dengan penggunaan listrik. 

Mulai dari lampu untuk menerangi gelapnya malam, penggunaan mesin cuci untuk mencuci pakaian, hingga kebutuhan listrik untuk mengisi daya baterai telepon genggam atau laptop. Lalu, bagaimana sebenarnya cara mengurangi daya listrik yang digunakan setiap hari? 

Supriadi Legino Rektor Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN  saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Rabu (7/3) “Mulai dari cara yang paling mudah, contohnya penggunaan lampu,” kata Supriadi. 

Dirinya pun mengatakan ini termasuk tips sederhana yang masih diremehkan banyak orang. Sebaiknya, matikan lampu yang tidak diperlukan di beberapa ruangan saat malam hari atau beristirahat, . 

Supriadi juga menghimbau untuk lebih menggunakan lampu neon dan lampu LED (light-emitting diode) daripada lampu pijar biasa. Hal ini karena lampu neon dan lampu LED membutuhkan daya yang lebih kecil daripada lampu pijar. Sebagai contoh, lampu LED merek tertentu berkapasitas 7 watt bisa setara dengan lampu bohlam 60 watt. Meskipun harga lampu LED lebih mahal, tapi lampu ini lebih hemat dan awet, sehingga menekan biaya pengeluaran lebih lanjut. 

Selain penghematan penggunaan lampu, Supriadi juga menyarankan untuk memperhatikan penggunaan kulkas dan pendingin ruangan (AC). Pastikan pintu kulkas selalu tertutup rapat untuk menghindari daya berlebih yang dibutuhkan. Selain itu jangan isi kulkas terlalu penuh, karena semakin banyak isi kulkas, akan semakin banyak energi yang dibutuhkan. 

"Penggunaan pendingin ruangan (AC) juga harus dikontrol. Suhu 24 derajat celsius sebenarnya sudah cukup dan jangan lupa matikan ketika tidak digunakan," tambah Supriadi. 

Namun, terkadang banyak orang yang juga lupa mematikan pendingin ruangan setiap harinya. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa menggunakan timer untuk mematikan pendingin ruangan secara otomatis. 

Memang harus ada kerja sama yang apik antara masyarakat dan pemerintah mengenai himbauan ini. Sekolah juga sebaiknya diikutsertakan dalam mengedukasi siswa sejak dini. "Saya pikir sekolah bisa dijadikan tempat yang tepat untuk mengedukasi hemat listrik, karena dari sana bisa lahir generasi penerus dengan pola pikir yang bisa dibangun sejak kecil," tutup Supriadi.

Sumber: Kompas


Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Biayai Energi Hijau di RI, Hashim Tarik Negara-Negara Raksasa

  JAKARTA, JMI - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan peningkatan kapasitas listrik nasional sebesar lebih dari 100 gigawat...