Jakarta JMI - Setya Novanto, terdakwa kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP, membantah melakukan rekayasa saat dirawat di Rumah Sakit Medika
Permata Hijau. Menurut dia, saat itu dia benar-benar sakit akibat kecelakaan.
Namun, perawat menggunakan jarum kecil berukuran 24 yang biasa digunakan untuk pasien anak-anak. "Waduh, saya susah diinfus. Jadi, kalau sudah diinfus, itu benar-benar. Sebab, pembuluh saya kecil, jadi saya ketika sadar sudah ada infus. Kalau tidak, obatnya enggak bisa masuk," kata Novanto.
Novanto juga mengatakan, saat itu dia memang membutuhkan perawatan melalui infus. Dia membantah menggunakan jarum infus yang biasa digunakan untuk anak-anak.
"He-he-he, masa infus anak-anak?" kata Novanto saat ditemui di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Senin (12/3).
Menurut jaksa, saat dirawat di rumah sakit, Novanto didiagnosis mengalami luka akibat kecelakaan. Diagnosis tersebut diduga rekayasa karena sudah ditentukan sejak awal. Bahkan, saat Novanto masih berada di Gedung DPR. Saat berada di rumah sakit, menurut jaksa, dokter Bimanesh memerintahkan perawat berpura-pura memasang infus terhadap Novanto.
Setya Novanto
diduga berpura-pura sakit saat dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau.
Upaya itu diduga dilakukan untuk menghindari penyidikan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK).
Dua orang yang diduga merekayasa data medis Setya
Novanto adalah advokat Fredrich Yunadi dan dokter RS Medika Permata Hijau,
Bimanesh Sutarjo. Hal itu sebagaimana diungkapkan jaksa dalam surat dakwaan
terhadap Bimanesh yang dibacakan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (8/3).
KPS/JMI/RED
0 komentar :
Posting Komentar