WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Alasan Lurah Lakukan dan Hentikan Sosialisasi Nama Jalan AH Nasution


Jakarta, JMI - Sosialisasi rencana perubahan nama jalan terusan HR Rasuna Said-Mampang Prapatan-Warung Jati Barat (Warung Buncit) menjadi jalan AH Nasution telah dilakukan beberapa hari yang lalu. Sosialisasi dilakukan lurah dengan mengirimkan surat ke RT/RW dan perusahaan yang beralamat di jalan terdampak, forum pertemuan, hingga pemasangan spanduk.

Lurah Mampang Prapatan Ramli memilih melakukan sosialisasi melalui surat edaran, pertemuan, dan grup aplikasi percakapan WhatsApp.

"Saya kan dasarnya dari hasil rapat, terus ada instruksi wali kota disuruh sosialisasikan tentang perubahan jalan ini," ujar Ramli, Kamis (1/2/2018).

Sementara Lurah Pejaten Barat Rahmat Basuki memilih sosialisasi melalui surat edaran dan pemasangan spanduk. Sama seperti Ramli, Rahmat juga menyosialisasikan rencana perubahan nama jalan itu atas instruksi Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi.

Dalam foto surat yang dikirimkan Rahmat kepada Kompas.com, ada instruksi Wali Kota Jakarta Selatan Nomor 3 Tahun 2018 yang mendasari sosialisasi rencana perubahan nama jalan itu.

Dalam instruksi tersebut, ada 8 lurah yang diberi tugas, yakni Lurah Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Tegal Parang, Duren Tiga, Kalibata, Pejaten Barat, Jatipadang, dan Ragunan.

Mereka diminta untuk menyosialisasikan rencana perubahan nama jalan kepada warga yang tinggal di sepanjang ruas jalan yang akan diubah dan melaporkan hasilnya kepada camat. Sosialisasi dilakukan selama 30 hari.

"Di instruksi wali kota, kami lurah tugasnya adalah menyosialisasikan dan melaporkan," kata Rahmat melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Jumat.

Menurut Rahmat, sosialisasi memang perlu dilakukan. Tujuannya agar publik mengetahui dan merespons rencana perubahan nama yang diusulkan Ikatan Keluarga Nasution itu. Dengan demikian, kata Rahmat, pemerintah bisa melakukan kajian lagi dengan mempertimbangkan respons publik.

"Dengan adanya sosialisasi seperti ini sehingga ada respons, kajian ulang, kebijakan ulang, kan ini lebih baik," ujarnya.

Dihentikan Anies

Kelurahan Pejaten Barat memasang spanduk sosialisasi berwarna kuning di jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat Halte SDN 03 Pagi Pejaten Barat dan JPO Halte Transjakarta Pejaten Philips, Jalan Warung Jati Barat. Namun, pada Kamis petang, sekitar pukul 17.00, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) mencopot spanduk tersebut.

Rahmat menyebut dua spanduk sosialisasi itu dicopot atas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media massa yang dianggapnya sebagai perintah atasan.

"Kami melakukan sosialisasi itu ada dasarnya, bukan keinginan kami sendiri. Dan kami mencabut spanduk itu juga ada dasarnya, statement Pak Gubernur yang disampaikan melalui wawancara dengan media," ucap Rahmat.

Kemarin, Anies memang meminta semua jenis sosialisasi dihentikan. Sebab, dia berencana akan merevisi Keputusan Gubernur Nomor 28 Tahun 1999 terkait pedoman penetapan nama jalan, taman, bangunan umum di DKI Jakarta.

"Dihentikan semua," ujar Anies.

Anies meminta tidak ada pihak atau instansi yang langsung menindaklanjuti usulan perubahan nama itu. Dia mengingatkan kewenangan untuk menindaklanjuti usulan perubahan nama berada di tingkat pemerintah provinsi.
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Perbaikan Jalan Majalengka - Dawuan Dimulai, Anggaran Rp1,096 Miliar dari DBH

MAJALENGKA, JMI - Pemerintah Kabupaten Majalengka melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) tengah memulai proyek pemel...