JMI.Com - Tingginya pertumbuhan industri di wilayah Sumatera Utara (Sumut) membuat kebutuhan gas di wilayah tersebut makin besar. Besarnya kebutuhan gas ini dinilai belum diimbangi dengan pasokan bahan bakar.
Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan, pasokan gas ke pelanggan di Sumatera bagian utara dalam beberapa pekan mengalami beberapa hambatan, dimana sebelumnya di awal Desember pasokan terganggu akibat fasilitas produksi gas milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) North Sumatera Offshore (NSO) berhenti beroperasi karena cuaca buruk atau terjadi badai. Pasokan gas kembali terganggu akibat adanya perbaikan di fasilitas pengolahan gas milik PT Petra Arun Gas (PAG).
PHE NSO tidak bisa mensuplai gas ke PGN karena gas bumi harus melalui proses pemisahan sulfur melalui sulfur removal unit (SFU) di fasilitas PAG. Selain itu, untuk melakukan proses pemisahan sulfur juga terkendala karena bahan kimia amina tersier tidak tersedia.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, pasokan normal sepenuhnya akan Selesai pada mingau ke-3 Januari. Selama perbaikan belum selesai, pasokan gas dari PHE NSO juga tidak bisa dilakukan," kata Rachmat, dalam keterangannya belum lama ini.
Rachmat mengakui, proses perbaikan yang memakan waktu cukup lama tersebut tentunya akan berdampak besar bagi pelanggan PGN di Sumatera bagian Utara, seperti para industri di Medan. Bersama Pemerintah melalui Kementerian ESDM, BPH Migas, SKK Migas, dan Pertamina, PGN sedang berupaya mencari pasokan alternatif lain.
Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Parlindungan Purba berharap pemerintah membuat master plan dengan memperkuat koordinasi untuk menjaga kehandalan pasokan gas yang menjadi kebutuhan produksi industri di Sumut.
Menurutnya, pertumbuhan industri di Sumut cukup tinggi dan memberi pengaruh kepada roda perekonomian nasional. Seiring dengan itu, laju permintaan gas juga semakin meningkat untuk menyokong kebutuhan Industri.
"Gas bumi sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Sumut. Kebutuhan gas bumi di Sumut terus meningkat namun saat ini pasokannya terbatas," kata Parlindungan dalam keterangannya yang diterima Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena itu Parlindungan memandang pentingnya meningkatkan kehandalan gas di Sumut. Mestinya pemerintah bisa memperhatikan dari aspek availability (ketersediaan), accessibility (aksesbilitas), affordability (keterjangkauan), dan sustainability (keberlanjutan) penyaluran. Jika pasokan gas di Sumut sudah sesuai dengan kebutuhan maka industri tidak lagi mengalami kesulitan mendapatkan suplai.
Sebagai langkah taktis, Parlindungan mengatakan DPD meminta pemerintah agar segera memberikan tambahan alokasi gas untuk mengatasi permasalahan kekurangan pasokan gas bumi di Sumut.
Sebelumnya dikabarkan, pasokan gas bumi ke pelanggan PGN khususnya di Medan, Sumatera Utara mengalami gangguan akibat belum rampungnya fasilitas pengolahan gas di kilang yang dikelola PT Petra Arun Gas (PAG).
JMI/rmol/red
0 komentar :
Posting Komentar