![]() |
Sekolah Djuwita Batam, Foto : Asriadi.red |
Dari informasi yang didapat JMI bahwa pada saat itu bermula ketika Hanum medapatkan kabar dari medan bawa anak beliau sakit keras maka dari itu Hanum meminta izin ke Ibu Asida (Selaku Kepala Sekolah.red) untuk tidak masuk mengajar, Selama ia dimedan anaknya pun berangsur membaik hingga kabar buruk yang tak diduga duga pun datang, ayah beliau meningal dunia sehingga Hanum telambat kembali ke sekolah hampir dua minggu.
Hanum menceritakan kronologisnya itu kepada beberapa media masa baik cetak maupun online di lokasi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kepri di Sekupang Kota Batam. Hanum membuat laporan kedinas atas ketidakpuasannya kepada pihak sekolah yang memberhentikan dirinya yang tidak sesuai dengan perincian yang diperkirakan, karena masih ada sisa kontrak yang sudah disepakati yang akan dituntut untuk dicairkan oleh Hanum ke pihak sekolah.
Setelah mendapatkan laporan itu pihak Depnaker pun memanggil kedua belah pihak agar keduanya bisa kekantor untuk dimintai keterangannya. Masing masing pihak menjelaskan kronologinya, tapi sayang kepala sekolah ibu Asida engan berbicara kepada wartawan terkait hal ini. Pihak Depnaker berkata bahwa depnaker sedang berusaha mencari solusinya, karena disini banyak kejadian sepeti ini.
Lepas dari berita pemberhentian dirinya, Hanum juga mengatakan bahwa ijazah beliau ditahan oleh pihak sekolah hingga hanum bersih keras mempertanyakan kepihak sekolah atas penahan ijazah nya itu. Mendengar pernyataan Hanum, Ibu Asida berkata "Kalau mau memita ijazah kamu harus membayar kepada pihak Djuwita sebesar 30 juta,". Bukan itu saja menurut Hanum sudah banyak guru yang diperlakukan sama seperti diri nya namun kebanyakan dari mereka takut untuk mempermasalahkan nya.
JMI/Asriadi/Red
0 komentar :
Posting Komentar