JMI.Com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengevaluasi ambruknya girder tol Depok-Antasari (Desari).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan ada dua poin evaluasi dari pemerintah atas kecelakaan tersebut. "Secara teknis dan manajerial akan dievaluasi," kata Basuki, kemarin.
Adapun yang dievaluasi secara teknis antara lain standard operation procedure, metode kerja, dan tipe konstruksi untuk memasang girder panjang.
"Termasuk evaluasi manajerial mencakup sistem pengawasan keamanan. Nanti kita lihat dan analisis apa ada keteledoran atau tidak," kata Basuki.
Dikatakan, saat ini PUPR tengah mengkaji kemungkinan memberikan sanksi kepada pihak yang dinilai bertanggung jawab atas ambruknya girder tersebut. Namun, dia tak merinci kepada siapa sanksi akan dijatuhkan.
"Kami koordinasi dulu. Secara internal kami akan analisis dengan Dirjen Bina Marga dengan komisi keamanan jembatan panjang," kata Basuki.
Basuki memperkirakan hasil evaluasi itu akan keluar dalam satu hingga dua pekan mendatang. Stakeholder terkait, kata Basuki, dapat dikenai sanksi blacklist.
Selama lima bulan terakhir setidaknya terjadi empat kali kecelakaan dalam proyek pembangunan tol, yakni ambruknya jembatan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan ambruknya girder tol di tiga tempat, yakni Pasuruan-Probolinggo, Pemalang-Batang, dan Depok-Antasari. Kecelakaan proyek tol Bocimi dan Pasuruan-Problinggo bahkan menewaskan masing-masing satu orang.
Sementara Deputi Proyek Manajer PT Citra Waspphutowa, Indra Purnadi memastikan girder konstruksi tol Depok-Antasari (Desari) seksi 1 yang ambruk di kawasan Simpang Susun Antasari, Cilandak, Selasa (2/1), tidak akan membuat tenggat pengerjaan proyek molor. Adapun target penyelesaian pembangunan tol Desari pada April 2018.
"Ambruk tol tidak mempengaruhi tenggat waktu pembangunan proyek itu (Tol Desari)," kata Indra.
Girder ambruk sekitar pukul 09.45. Ini merupakan konstruksi Tol Desari yang akan menghubungkan kawasan Lebak Bulus ke Depok, Antasari-Depok maupun Antasari ke Kampung Rambutan.
Indra mengatakan enam girder yang ambruk tersebut, baru dipasang pada 19 Desember 2017. Penyebabnya, karena salah satu girder yang ada di sana tersenggol oleh eskavator dan menyebabkan girder yang ada disebelahnya ikut ambruk.
"Yang kena eskavator hanya satu girder. Tapi, karena terpasangnya seperti vertikal. Jadi terkena girder di sebelahnya, seperti efek domino," terangnya.
Menurut dia, pemasangan girder tersebut sebenarnya sudah tepat. Bahkan, girder sudah terpasang cukup kokoh. Namun, karena ada aktifitas eskavator yang menggali tanah di sebelah konstruksi tol, akhirnya menyentuh salah satu girder, dan terjatuh. Namun tidak ada korban jiwa.
JMI/rmol/red
0 komentar :
Posting Komentar