Seorang petugas menghitung uang Rupiah di Kantor Bank DKI Jakarta |
"Rupiah menguat seiring sentimen positif dari dalam negeri mengenai peringkat kemudahan berusaha yang membaik," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa Bank Dunia menyatakan percepatan reformasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir memberikan dampak positif.
Kondisi itu membuat Indonesia mencatat peringkat kemudahan berusaha naik menjadi 72 dari posisi 91 dari 190 negara.
Kendati demikian, lanjut dia, apresiasi rupiah relatif terbatas menyusul adanya persepsi rendahnya inflasi di Indonesia akan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk kembali menurunkan tingkat suku bunga acuannya, yang dapat membuat pergerakan rupiah tertahan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Oktober 2017 sebesar 0,01 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2017 mencapai 2,67 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,58 persen.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang cukup kondusif menjaga stabilitas rupiah.
"Rupiah stabil di tengah peluang kenaikan suku bunga AS," katanya.
Secara global, lanjut dia, optimisme pertumbuhan ekonomi dunia yang terus membaik juga turut mendorong mata uang selain dolar AS meningkat seperti euro, sehingga menahan apresiasi dolar AS.
Ant/Red
0 komentar :
Posting Komentar