JMI.Com - Kamis, 16/11/2017 12:56 WIB
Jakarta, JMI.Com - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bergerak naik 18 poin menjadi Rp13.517 per dolar AS pada Kamis pagi dengan sokongan dari data neraca perdagangan yang surplus.
"Mata uang rupiah terapresiasi terhadap dolar AS seiring data neraca perdagangan Indonesia yang surplus," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Oktober 2017 surplus 900 juta dolar AS dan secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama Januari-Oktober 2017 mencapai 11,784 miliar dolar AS.
Kinerja neraca perdagangan Oktober 2017 yang positif, Reza mengatakan, diharapkan dapat terus mendorong perkembangan dan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, ia menjelaskan, penurunan tingkat pengangguran di dalam negeri yang mencerminkan perbaikan ekonomi nasional direspons positif pelaku pasar. Badan Pusat Statistik mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2017 sebesar 5,50 persen dari jumlah angkatan kerja atau turun 5,61 persen dari Agustus 2016.
Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen mengenai ketidakpastian reformasi pajak Amerika Serikat masih menjadi salah satu faktor yang membebani pergerakan dolar AS.
"Kekhawatiran program reformasi pajak akan tertunda hingga 2019 mendatang membuat sebagian pelaku pasar menahan transaksi dalam bentuk dolar AS," katanya.
Antara/Red
Penukaran uang Rupiah. |
"Mata uang rupiah terapresiasi terhadap dolar AS seiring data neraca perdagangan Indonesia yang surplus," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Oktober 2017 surplus 900 juta dolar AS dan secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama Januari-Oktober 2017 mencapai 11,784 miliar dolar AS.
Kinerja neraca perdagangan Oktober 2017 yang positif, Reza mengatakan, diharapkan dapat terus mendorong perkembangan dan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, ia menjelaskan, penurunan tingkat pengangguran di dalam negeri yang mencerminkan perbaikan ekonomi nasional direspons positif pelaku pasar. Badan Pusat Statistik mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2017 sebesar 5,50 persen dari jumlah angkatan kerja atau turun 5,61 persen dari Agustus 2016.
Sementara Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen mengenai ketidakpastian reformasi pajak Amerika Serikat masih menjadi salah satu faktor yang membebani pergerakan dolar AS.
"Kekhawatiran program reformasi pajak akan tertunda hingga 2019 mendatang membuat sebagian pelaku pasar menahan transaksi dalam bentuk dolar AS," katanya.
Antara/Red
0 komentar :
Posting Komentar