Ilustrasi foto Macan tutul |
"Hampir tidak pernah terdengar orang melihatnya pada siang hari, apalagi bersama anak-anaknya," kata Michael Gordon, yang memfilmkan hewan itu menyeberang jalan dan berjalan ke semak di Deramakot di Negara Bagian Sabah, Malaysia, di Pulau Kalimantan, tempat bidikan kamera pertama kali melihat keluarga kucing besar itu pada 2010.
Jenis kucing besar tersebut hanya ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatra, serta ahli ilmu hewan disebut "Neofelis diardi", dengan hanya 700 spesies diperkirakan hidup di lingkungan a;am bebas, serta terus menyusut akibat perburuan dan penggundulan hutan.
"Macan tutul Sunda sangat sulit ditemukan di sebagian besar wilayahnya, tapi tiga tahun belakangan, saya di Deramakot sudah beberapa kali melihatnya," kata juru foto itu kepada Reuters. Macan tutul Sunda adalah nama lain macan tutul Kalimantan.
Lingkungan hidup hewan itu menyusut sepersepuluh bagian setiap tahun dalam dua dasawarsa belakangan ini dalam catatan Dana Suaka Margasatwa untuk Alam (WWF) akibat perburuan dan penggundulan hutan bertujuan dagang.
Mereka makan monyet, rusa kecil, burung dan kadal, serta menjadi pemangsa utama di Kalimantan, pulau bersama dari Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam.
Pada 2007 penelitian genetik menunjukkan jenis itu berbeda dari kerabat terdekatnya, macan kumbang, atau "Neofelis nebulosa", yang pertama digambarkan secara ilmiah oleh peneliti alam Inggris Edward Griffith pada 1821, catat WWF.
Sebaran macan tutul meluas dari Nepal di anak benua India ke China selatan dan seluruh Asia Tenggara.
Macan tutul di Kalimantan memiliki tanda awan kecil, garis ganda di punggungnya dan bulunya lebih gelap daripada jenis daratan, demikian WWF.
Antara/Red
0 komentar :
Posting Komentar