Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno di Rumdis Ketua DPRD DKI.(ikbal) |
Pras menegaskan hal itu sebagai kewajiban pasca berakhirnya pertarungan Pilkada DKI 2017.
“Itu wajib pertarungan Pilkada kan sudah selesai. Saya harus menjaga Pak Anies dan Pak Sandi,” katanya, selepas menjamu Anies dan Sandi yang hadir dalam Coffee Morning di rumah dinas Ketua DPRD DKI Jakarta, Jalan Imam Bonjol 37, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2017).
Menurut Pras, hubungan legislatif dan eksekutif harus selalu harmonis. Untuk itulah ia mengadakan coffee morning di rumah dinasnya. Salah satu dialog mereka dalam acara tersebut adalah soal APBD.
“Pak Anies dan Pak Sandi punya keuangan, saya punya palunya. Kalau keuangannya enggak beres saya enggak akan ketok palu, dan saya ngomong dengan Pak Anies dan Pak Sandi ya itu yang saya omongkan salah satunya,” ujar Pras.
Menurut Pras, wajar bila eksekutif dan legislatif terbuka membicarakan APBD. Terlebih anggaran yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta sangat besar.
“Dengan anggaran Rp76 triliun ini bukan anggaran yang kecil. Kalau enggak sampai ke masyarakat kan resikonya kita berdua, pemerintahan ada eksekutif dan legislatif, ada Pak Anies dan ada saya,” ucap Pras.
“Di sinilah saya komunikasi dengan beliau, diskusi ya alhamdulillah kita ketemu. Next ke depan mungkin nanti pak gubernur, pak wakil gubernur mengundang kita lagi, kita silaturahim lagi, coffee morning lagi, kan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait perubahan APBD DKI Jakarta 2018, Anies belum mau membeberkannya secara detail. Sebab, ia ingin hal itu didiskusikan dahulu bersama anggota dewan.
“Sepatutnya ini disampaikan kepada anggota dewan, sesudah itu baru kita sampaikan kepada teman-teman semua (wartawan). Biar kita sampaikan semuanya, diskusi dengan dewan, kita jaga etikanya. Nanti sesudah itu kita jelaskan kepada teman-teman semuanya,” pungkas Anies.
Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno di Rumdis Ketua DPRD DKI.
Pos/Red
0 komentar :
Posting Komentar