JMI.Com - Rabu, 15/11/2017 10:54 WIB
Malang, JMI.Com - Petani cabai di Kabupaten Malang resah serangan virus gemini atau kuning. Hama ini bisa mengakibatkan kerusakan tanaman hingga tak berbuah.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Bidang Penyakit Tumbuhan, Luqman Qurata Aini menyatakan, Gemini bisa menyerang jenis tanaman apapun, termasuk cabai. Faktor iklim atau cuaca bisa memudahkan virus yang dibawa vektor kutu kebul tumbuh subur menyerang tumbuhan yang baru saja dimulai masa tanamnya.
"Gemini sejenis virus, dibawa serangga putih (kutu kebul) karena virus mudah menyebar dan merusak tanaman dan cenderung sulit diatasi," kata Qurata Aini kepada detikcom saat dihubungi, Rabu (15/11/2017).
Terakhir dia mengetahui, serangan virus ini melanda tanaman milik petani di wilayah Magelang, Jawa Tengah. Pastinya lahan pertanian di Kabupaten Malang bisa saja terkena serangan yang sama.
Menurut dia, virus bisa saja tumbuh dan berkembang dari benih atau biji cabai yang hendak ditanam. Jika begitu, maka petani harus ekstra waspada saat akan memulai tanam.
"Virus bisa dari biji (benih) cabai yang akan ditanam. Ketika mulai tanaman mulai tumbuh, virus turut juga berkembang dan menyerang tanaman,".
"Petani bisa mengantisipasi dengan merendam benih di dalam air hangat bersuhu 40 derajat atau dengan mikroba lain bisa menguatkan daya tahan tanaman," tuturnya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Tri Rejeki Supriyono mengaku semua petani cabai pusing memikirkan virus tersebut.
"Semua pusing karena gemini, tanaman jadi tak berbuah. Sekarang anggota kelompok yang aktif hanya 25 orang," kata Ketua Kelompok Tani Tri Rejeki Supriyono ditemui detikcom di kediamannya Desa Bocek.
Menurut dia, gemini seringkali menyerang saat musim tanam, seperti saat ini. Tanaman yang diserang jadi layu hingga tidak dapat tumbuh normal.
"Akibatnya pohon cabai tak berbuah banyak. Biasanya satu pohon bisa 9 ons lebih, dalam satu hektare bisa di atas 10 ton," ujarnya.
Kelompok Tani Tri Rejeki beranggota petani yang tinggal di Dusun Supiturang, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Malang atau daerah yang berada di kaki Gunung Arjuno, ini menggarap lahan untuk tanam cabai seluas 300 hektare.
Kondisi sama juga dialami petani cabai di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Malang. Lahan cabai mereka banyak diserang virus kuning sehingga jumlah produksi menyusut hingga 5 ton dalam satu hektarenya.
Yugiantoro, salah satu petani cabai mengatakan, jika masa tanam untuk tahun sebelumnya, hasil panen bisa mencapai 15 ton per hektare, kini hanya 10 ton bahkan 9 ton.
"Hasil panen turun karena virus gemini atau kuning, sekarang kalau dirata-rata hanya dapat 10 ton, beda dengan tahun kemarin bisa mencapai 15 ton untuk satu hektare luas tanam cabe," ujarnya terpisah.
Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah 01 ini menambahkan, tanaman tidak bisa berkembangbiak saat diserang gemini. Dan cuaca juga bisa menjadi penyebabnya, ditambah kualitas benih cabai yang ditanam.
"Jadi tidak berbuah baik cabainya, sehingga hasil panen tidak maksimal. Kelompok kami mengelola 360 hektare lahan cabai, puluhan hektare diserang gemini," sambungnya.
Tahun ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang menggelontorkan bantuan benih cabai untuk 150 hektare lahan dari pemerintah pusat.
Dari jumlah itu, 20 atau 30 hektare berupa cabai polibex yang didistribusikan oleh Tim Penggerak PKK. Masing-masing kecamatan mendapatkan 3 ribu cabai polibex. Pada akhir tahun ini, alokasi bantuan bertambah 100 hektare untuk menyuplai benih cabai, pupuk, dan alat tanam bagi petani di Kabupaten Malang.
Detik/Red
Tanaman cabai yang terseran virus gemini, Ilustrasi |
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Bidang Penyakit Tumbuhan, Luqman Qurata Aini menyatakan, Gemini bisa menyerang jenis tanaman apapun, termasuk cabai. Faktor iklim atau cuaca bisa memudahkan virus yang dibawa vektor kutu kebul tumbuh subur menyerang tumbuhan yang baru saja dimulai masa tanamnya.
"Gemini sejenis virus, dibawa serangga putih (kutu kebul) karena virus mudah menyebar dan merusak tanaman dan cenderung sulit diatasi," kata Qurata Aini kepada detikcom saat dihubungi, Rabu (15/11/2017).
Terakhir dia mengetahui, serangan virus ini melanda tanaman milik petani di wilayah Magelang, Jawa Tengah. Pastinya lahan pertanian di Kabupaten Malang bisa saja terkena serangan yang sama.
Menurut dia, virus bisa saja tumbuh dan berkembang dari benih atau biji cabai yang hendak ditanam. Jika begitu, maka petani harus ekstra waspada saat akan memulai tanam.
"Virus bisa dari biji (benih) cabai yang akan ditanam. Ketika mulai tanaman mulai tumbuh, virus turut juga berkembang dan menyerang tanaman,".
"Petani bisa mengantisipasi dengan merendam benih di dalam air hangat bersuhu 40 derajat atau dengan mikroba lain bisa menguatkan daya tahan tanaman," tuturnya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Tri Rejeki Supriyono mengaku semua petani cabai pusing memikirkan virus tersebut.
"Semua pusing karena gemini, tanaman jadi tak berbuah. Sekarang anggota kelompok yang aktif hanya 25 orang," kata Ketua Kelompok Tani Tri Rejeki Supriyono ditemui detikcom di kediamannya Desa Bocek.
Menurut dia, gemini seringkali menyerang saat musim tanam, seperti saat ini. Tanaman yang diserang jadi layu hingga tidak dapat tumbuh normal.
"Akibatnya pohon cabai tak berbuah banyak. Biasanya satu pohon bisa 9 ons lebih, dalam satu hektare bisa di atas 10 ton," ujarnya.
Kelompok Tani Tri Rejeki beranggota petani yang tinggal di Dusun Supiturang, Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Malang atau daerah yang berada di kaki Gunung Arjuno, ini menggarap lahan untuk tanam cabai seluas 300 hektare.
Kondisi sama juga dialami petani cabai di Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Malang. Lahan cabai mereka banyak diserang virus kuning sehingga jumlah produksi menyusut hingga 5 ton dalam satu hektarenya.
Yugiantoro, salah satu petani cabai mengatakan, jika masa tanam untuk tahun sebelumnya, hasil panen bisa mencapai 15 ton per hektare, kini hanya 10 ton bahkan 9 ton.
"Hasil panen turun karena virus gemini atau kuning, sekarang kalau dirata-rata hanya dapat 10 ton, beda dengan tahun kemarin bisa mencapai 15 ton untuk satu hektare luas tanam cabe," ujarnya terpisah.
Ketua Kelompok Tani Gemah Ripah 01 ini menambahkan, tanaman tidak bisa berkembangbiak saat diserang gemini. Dan cuaca juga bisa menjadi penyebabnya, ditambah kualitas benih cabai yang ditanam.
"Jadi tidak berbuah baik cabainya, sehingga hasil panen tidak maksimal. Kelompok kami mengelola 360 hektare lahan cabai, puluhan hektare diserang gemini," sambungnya.
Tahun ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang menggelontorkan bantuan benih cabai untuk 150 hektare lahan dari pemerintah pusat.
Dari jumlah itu, 20 atau 30 hektare berupa cabai polibex yang didistribusikan oleh Tim Penggerak PKK. Masing-masing kecamatan mendapatkan 3 ribu cabai polibex. Pada akhir tahun ini, alokasi bantuan bertambah 100 hektare untuk menyuplai benih cabai, pupuk, dan alat tanam bagi petani di Kabupaten Malang.
Detik/Red
0 komentar :
Posting Komentar