Ilustrasi |
Sesuai data Dinas Bina Marga DKI Jakarta, untuk membangun dan menata trotoar telah dialokasikan dana pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017, sebesar Rp400 miliar. Anggaran senilai itu antara lain untuk membangun 47 trotoar dengan panjang 60 kilometer.
Kebijakan ini bagian meningkatkan pelayananan terhadap warga terutama pejalan kaki. Trotoar merupakan jalur pejalan kaki yang sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan jalan untuk menjamin keamanan pengguna sarana tersebut.
Bila trotoar-trotoar di Jakarta yang tidak layak sudah dibenahi tentu akan menarik warga berjalan kaki saat beraktivitas. Idealnya lebar trotoar paling minim 1,5 meter tapi nyatanya banyak sarana pejalan kaki yang ada lebih sempit dari amanat aturan.
Upaya Pemprov DKI Jakarta membenahi dan melebarkan trotoar patut diapresiasi. Apalagi di sejumlah titik, trotoar dibangun dan dibenahi bukan ala kadarnya. Namun, fasilitas publik itu akan ditata sedemikian rupa sehingga raman dan nyaman bagi warga penyandang cacat.
Di Jakarta Utara, misalnya, 12 trotoar akan dibangun dengan konsep ramah terhadap pengguna high heels dan penyandang disabilitas. Tujuannya memudahkan wanita bersepatu high heels berjalan di atas trotoar. Biasanya, mereka enggan melintas trotoar karena hak sepatunya kerap terselip pada sela permukaan trotoar.
Sejauh ini pejalan kaki masih berada pada posisi yang dirugikan. Hak mereka memanfaatkan fasilitas bernama trotoar sering dirampas pedagang dan pengendara.
Akibatnya pejalan kaki terpaksa harus melintas di ruas jalan. Rasa was-was pun menghantui mereka, seperti tertabrak kendaraan dan musibah lainnya. Karena itu, kelak bila trotoar sudah dilebarkan maka pengawasan dari Pemrov DKI Jakarta terhadap fungsi fasilitas publik ini harus ditingkatkan.
Jangan sampai trotoar yang sudah dilebarkan malah dimanfaatkan untuk tempat berjualan, parkir kendaraan dan dilintasi pengendara. Apa guna trotoar lebar bila praktiknya berubah fungsi. Ingat fungsi trotoar untuk pejalan kaki. @*
POS/RED
0 komentar :
Posting Komentar