Ilustrasi |
"Dolar AS bergerak stabil dengan kecenderungan menguat ditopang spekulasi Ketua The Fed yang baru. Pasar meyakini ketua The Fed yang baru merupakan figur yang bersikap hawkish pada kebijakan moneter berikutnya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir ini, beredar nama John Taylor dan Kevin Warsh yang menjadi kandidat kuat sebagai Ketua The Fed menggantikan Janet Yellen. Dua figur itu bersikap "hawkish" sehingga mendorong dolar AS mengalami apresiasi.
Ia menambahkan bahwa data Amerika Serikat yang akan dirilis dalam waktu dekat ini, yakni manufaktur dan sektor jasa bulan Oktober dengan proyeksi kenaikan juga turut memperkuat dolar AS di pasar valas.
"Meningkatnya data itu juga akan membuat spekulasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat menjadi meningkat," katanya.
Sementara itu, Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang stabil di atas level 50 dolar AS per barel masih menjaga pergerakan mata uang berbasis komoditas, termasuk rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di posisi 52,41 dolar AS per barel, dan Brent Crude di level 58,40 dolar AS per barel.
"Pelemahan rupiah relatif masih terbatas di tengah harga minyak mentah dunia yang stabil," katanya.
Ia mengharapkan bahwa sentimen positif dari dalam negeri mengenai pembangunan infrastruktur yang terus gencar dilaksanakan dapat menjadi pertahanan bagi rupiah untuk bergerak positif.
Ant/Red
0 komentar :
Posting Komentar