Petugas menghitung mata uang rupiah |
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kurs rupiah terhadap dolar AS melemah seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
"Kondisi itu sedikit menghambat potensi penguatan rupiah selanjutnya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini masih terbilang wajar mengingat penguatan yang cukup signifikan sudah terjadi beberapa hari sebelumnya.
"Fundamental ekonomi nasional yang kondusif akan menjaga tren penguatan rupiah ke depannya," katanya.
Ia menambahkan harga minyak mentah dunia yang stabil juga akan menjadi faktor yang ikut menjaga mata uang berbasis komoditas seperti rupiah tetap stabil.
Harga minyak jenis WTI Crude pada Kamis berada di level 49,21 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 55,04 dolar AS per barel.
Reza berharap sentimen geopolitik Korea Utara yang cenderung mereda karena tidak ada uji coba lanjutan rudal bisa membuat aset-aset di negara berkembang termasuk Indonesia kembali diminati investor.
"Dengan begitu, ruang apresiasi bagi rupiah terhadap dolar AS kembali terbuka," katanya.
ANT/RED
0 komentar :
Posting Komentar