Southampton. ©Reuters |
Hal inilah yang membuat para pebisnis dunia turun langsung untuk menjadi pemilik atau pemegang saham mayoritas di klub sepakbola. Sebut saja, Roman Abramovich. Miliarder minyak Rusia ini membeli seluruh saham Chelsea pada 2003.
Dari Roman mulainya orang kaya lain seperti Usmanov (Arsenal), Glazer (Manchester Uniter) hingga pebisnis Thailand Vichai Srivaddhanaprabha yang menjadi pemilik Leicester City.
Atas dasar itu, salah satu orang kaya China, Gao Jisheng ikut merampungkan akuisisi 80 persen saham klub sepakbola asal Inggris, Southampton senilai 210 juta pounsterling atau setara Rp 36,3 triliun. Adapun, sisa 20 persen lainnya masih dimiliki oleh Katharina Liebherr.
Dilansir Guardian, Selasa (15/8), pembelian saham ini disepakati usai perundingan yang memakan waktu hingga 12 bulan. Gao, melalui Lander Sports, lini bisnis olahraga ini menguasai konstruksi, pembangunan sarana-sarana olahraga.
Gao mengaku senang menjadi bagian dari keluarga besar 'The Saints' ini. "Saya senang mendapatkan kehormatan bisa menjadi bagian dari klub ini. Kita akan mampu tumbuh sukses dan meraih banyak gelar," kata Gao.
Southampton menjadi klub kedua di Liga Primer Inggris yang mayoritas kepemilikannya
pebisnis China.
Sebelum Gao, siapa lagi pebisnis China yang turut kuasai saham klub sepakbola?
Adalah Guochuan Lai juga telah membeli saham West Bromwich Albion pada September lalu. Pebisnis yang ini memiliki perusahaan olahraga ternama yang berbasis di Guangzhou. China.
Guochuan membeli West Brom senilai 200 juta poundsterling atau setara Rp 3,4 triliun dari Jeremy Peace. West Bromwich menjadi klub pertama di Inggris yang dimiliki oleh orang kaya China.
Manchester City, Aston Villa, Reading, Wolverhampton Wanderers dan Birmingham City juga dimiliki pebisnis China, namun tak terlalu besar porsi sahamnya.
Pada tahun lalu, Suning Holdings, perusahaan retail raksasa China, baru saja merampungkan pembelian klub sepak bola top dunia asal Italia, Inter Milan. Suning Holdings membeli Inter Milan seharga USD 307 juta atau setara Rp 4,1 triliun.
Sementara, dua konglomerat China yakni pemilik Alibaba Jack Ma dan pengusaha properti Wang Jianlin juga menggelontorkan dana investasi besar di klub sepak bola. Jack Ma memutuskan untuk bermain di tingkat lokal dengan membeli 50 persen saham klub Guangzhou Evergrande pada 2014.
Sementara Wanda Group, tahun lalu, menyetujui untuk membeli 20 persen saham klub runner up liga Champion asal Spanyol, Atletico Madrid.
Ketertarikan para pebisnis China di dunia sepakbola ini berkaca dari presidennya sendiri Xi Jin Ping. Presiden Xi sangat menggemari permainan olahraga ini. Presiden Xi turut menargetkan industri olah raga China bernilai USD 850 miliar atau setara Rp 11.305 triliun pada 2026.
MRD/RED
0 komentar :
Posting Komentar