WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Diduga Asisten II Sengaja Hentikan Program Bupati

Mangkkrak
DARUBA-MALUT, JURNALMEDIAIndonesia.com - Program 100 hari bupati dan wakil bupati Benny Laos-Asrun Padoma, yakni dapur sehat nampaknya tak mendapat dukungan penuh dari bawahannya, bagaimana tidak, program dapur sehat yang proses pembangunannya sudah jalan10 persen mulai dihentikan.

Seperti terjadi di Desa Pilowo, Kecamatan Morotai Selatan Barat (Morselbar) dimana terdapat 8 Kepala Keluarga (KK) yang mendapatkan program pembangunan dapur sehat itu, tiga diantaranya sudah dihentikan dan dilihkan ke warga lainnya.

Tiga KK yang mendapatkan program dapur sehat yakni Bonda Noh, Rohana Tandina dan Muksin, namun setelah pembangunannya sudah jalan 10 persen dimana fondasinya sudah tuntas dikerjakan tiba-tiba dialihkan ke warga lainnya oleh Asisten II Setda Pulau Morotai, M Kharie dengan dalih atas printah bupati Benny Laos.

Program dapur sehat sebelumnya diberikan ke Bonda Noh dialihkan ke Jem Lani, Rohana Tandina dialihkan Dongopono dan Muksin dilihkan ke Ahmad Badin.

Toko masyarakat Desa Pilowo, Abdul Bahamid saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Kamis (6/7) mengungkapkan, prihal seputaran pengalihan dapur sehat ke warga lainnya.

"Kemarin sore pa Asisten II datang ke Desa Pilowo bertemu dengan Kepala Desa (Kades).
Malamnya Pak Kades langsung buat rapat dengan pemerintah desa dan masyarakat, bahwa sesuai dengan instruksi Asisten II, semua program dapur sehat ini harus diberikan kepada pendukung Pak Bupati, Benny Laos bagi warga yang tidak pendukung bupati Benny Laos mendapatkan program dapur sehat walaupun sudah jalan harus dialihkan ke pendukung Bupati Benny Laos. Bahkan pak Asisten II tegaskan jangankan fondasinya sudah jadi sudah ditutup seng pembangunannya sekalipun tetap harus di bongkar," ucapnya.

Menurutnya, instruksi asisten II dengan mengalihkan pembangunan dapur sehat, sama halnya dengan memicu konflik ditengah-tengah masyarakat, sebab dengan adanya pengalihan pembangunan dapur sehat masyarakat tak mengapa satu sama lain. "Ini sama halnya dengan memicu konflik ditengah-tengah masyarakat,” cetusnya.

Bahkan, kata dia, pengalihan pembangunan dapur sehat terbukti pilih kasih, sebab pembangunan dapur sehat yang dialihkan tak tepat sasaran, dimana pembangunan dapur sehat yang dialihkan kembali ke mereka itu adalah warga yang dianggap mampu, sementara sesuai dengan program dapur sehat harus dibangun dirumah warga yang dinilai tak mampu.

"Seperti pengalihan pembangunan dapur sehat dari Bonda Noh ke Jem Lani. Sebenarnya Jem ini kan warga yang termasuk mampu karena yang bersangkutan pengusaha, alasannya dapur sehat dilihkan ke ibu Jem, sementara rumah ibu jem tidak ada ibunya tinggal bersam dirinya (Jem) lalu nanti dapur dibangun dimana,” kesalnya.

Hamud Hi Salim salah satu anggota BPD Desa Pilowo juga berujar, bahwa terdapat sejumlah warga juga mengesalkan kebijakan tersebut. “Coba lihat sendiri rumahnya warga yang mendapatkan program dapur sehat, rumah meraka hanya terbuat dari papan dan menggunakan atap rumbia, keluarga seperti ini yang layak mendapatkan program dapur sehat, tapi kenapa harus dilihkan lagi,” tuturnya.

Dengan begitu, kata dia, bila kebijakan ini benar-benar kebijakan yang di keluarkan oleh Bupati Benny Laos, berarti Bupati adalah sosok pemimpin yang tidak demokratis. "Justru seperti ini yang memecah belah masyarakat dan sangat mengganggu keharmonisan masyarakat, padahal sebelumnya pembangunan bantuan dapur sehat ini, sudah diatur semuanya oleh Pemdes dan telah disepakati bersama antara BPD dan masyarakat dalam rapat, unjung-unjungnya di rubah seperti ini,” pungkasnya.

Sambungnya, “Kalau memang keinginan Bupati seperti itu oke kita cari Bupati kita masing-masing. Pendukung Benny Laos bupatinya Benny Laos, pendukung Ali Sangaji bupatinya Ali Sangaji dan pendukung Raja bupatinya Raja. Jadi pendukung Ali dan Raja harus menunggu lima tahun kedepan untuk bisa mendapat bantuan pemerintah,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setda Pulau Morotai, M. Syarif Ali mengaku, apa yang terjadi di Desa Pilowo tersebut belum bisa diklaim itu atas printah bupati, karena seperti yang diketahui Bupati selalu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah membedakan mana masa pendukungnya dan bukan masa pendukungnya. Karena Bupati telah berkomitmen merangkul seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah ini kedepan. “Fokus pak bupati hanya pembangun daerah morotai kedepannya.” (OJE/RED)

Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

UMKM Pondokgede Gelar Kopdar dan Konsolidasi

JAKARTA, JMI - Ketua Paguyuban Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kecamatan Pondokgede mengadakan kopi darat (Kopdar) dan konsolidasi di Tam...