Pakkat. ©2017 merdeka.com/yan muhardiansyah |
Rasa pakkat pahit. Tapi justru itu yang membuatnya diminati. "Rasanya pahit seperti daun pepaya. Kita makan dengan bawang dan cabai, timbul selara makan kita," ungkap Rajamin Lubis, seorang warga Bandar Selamat, Medan, Sabtu (3/6).
Bukan cuma untuk penambah selera, pakkat juga dipercaya berkhasiat. Banyak warga yang percaya kuliner ini dapat mengobati maag, reumatik hingga darah tinggi.
Saat Ramadan, pakkat banyak dijual di beberapa titik Kota Medan, seperti di Jalan Letda Sujono dan Jalan Sisingamangaraja. Pucuk rotan muda ini dipotong-potong dengan panjang sekitar 1 meter. Pembeli umumnya membeli pakkat yang sudah dibakar.
"Saya jualnya Rp 2 ribu per batang," kata Sunar Siregar, penjual pakkat di Jalan Letda Sujono.
Sunar ternyata bukan cuma penjual. Dia juga distributor pucuk rotan muda. Pria ini mengaku paling banyak mendapat pasokan pucuk rotan muda dari Langga Payung, Sungai Kanan, Labuhan Batu Selatan (Labusel), Sumut. Selain itu, pakkat juga banyak didatangkan dari kawasan Tapanuli Bagian Selatan.
Pada bulan puasa ini, penjualan Sunar melonjak. Dalam sehari, dia dapat menjual 15 ribu batang. "Rezeki Ramadan," katanya. [bal]
0 komentar :
Posting Komentar