WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Pemandi Jenazah Ini Ingin Mengejar Berkah

Tri Antoro, pemandi jenazah di RS Polri, Kramatjati, Jaktim. (Ifand)
JURNALMEDIAIndonesia.com - Bagi sebagian orang, pekerjaan memandikan jenazah bukanlah profesi yang menjanjikan. Karena itulah, hanya segelintir orang yang bersedia mengurus jasad.

Di RS Polri, Kramatjati, Jaktim, berbagai jenis jenazah kerap dititipkan di ruang forensik rumah sakit tersebut. Jasad korban kecelakaan, pelaku kejahatan yang ditembak mati, hingga jasad teroris yang diberondong timah panas pasukan Densus 88, silih berganti masuk ke kamar mayat tersebut.

Dari situ, tugas bagi pemandi jenazah menjadi cukup berat. Mereka harus mensucikan jenazah itu agar mereka layak untuk dikebumikan. Meski mereka pelaku kejahatan, namun tak ada perlakuan berbeda yang diberikan pemandi jenazah ini.

Mereka tetap diperlakukan sama seperti orang lain pada umumnya, untuk dapat dikebumikan secara layak. Pemberian kain kafan sebanyak lima lembar, memandikan hingga bersih, hingga mensucikan diri jenazah dengan membasuhkan air wudhu dilakukannya.

Inilah pekerjaan yang saat ini ditekuni Tri Antoro, 45, sebagai pemandi jenazah di RS Polri, Kramatjati. Sudah hampir 10 tahun belakangan ini hampir setiap hari dirinya bergelut dengan jasad. “Awalnya hanya membantu, namun kini saya sudah dipercaya penuh untuk mengambil-alih pekerjaan ini,” kata pria asli Yogyakarta ini.

Menurutnya, selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, pekerjaan ini diambilnya untuk mencari berkah. “Bukan hanya uang, dari kerjaan ini saya mencari berkah,” tukasnya.

Tri mengaku dari hasil pendapatannya itu bisa menghidupi lima orang anak. Awalnya diajak bekerja untuk membantu di bagian forensik RS Polri, Kramatjati. “Dulu ketika pertama kerja, saya cuma membantu Mbah Muh. Tapi lama kelamaan ketika si Mbah nggak masuk ya saya yang ambil alih,” tuturnya.

Ketika pertama kali bekerja, pria yang dikenal lemah lembut ini awalnya cukup kaget. Pasalnya, beberapa jenazah yang merupakan pelaku kejahatan kondisinya cukup mengenaskan. “Pokoknya pertama kali kerja bawaannya nyerah terus. Karena nggak terbiasa banget lihat mayat dan terlebih kondisinya berbeda dengan yang biasa,” ujarnya.

Namun, karena dorongan keluarga, Antoro pun akhirnya bisa melewati semua permasalahan tersebut. Bahkan, karena saking terbiasanya bertemu dengan mayat, dirinya mengaku sudah menjadi “makanannya” sehari-hari. “Ya emang kerjanya begini, ya harus tetap dijalani. Sekarang mah sudah cuek saja,” katanya.

MEMANDIKAN TERORIS

Dikatakan Antoro, dirinya merasa bangga bisa menjadi pemandi jenazah di RS Polri. Pasalnya, dari sekian banyak teroris yang ditembak mati tim densus 88, hanya dia yang bisa melihat secara langsung bentuk teroris yang selama ini diincar. “Kalau orang-orang kan hanya lihat di televisi saja dan nggak tahu bentuknya, nah kalau saya bisa memegangnya,” ucapnya.

Untuk itu, Antoro mengaku sangat menjaga kesucian teroris tersebut ketika memandikannya. Dimana dalam hatinya, ia meniatkan k benar-benar mensucikan jasad tersebut. “Sucikan jenazah agar ia bisa menghadap yang kuasa dengan keadaan bersih. Kembalikan suci seperti kala ia dilahirkan,” tegasnya. (ifand)
pos kota
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Semangat Warga Desa Ketro Dalam Prioritas Memenangkan Bambang Catur Dipilkada Grobogan 2024

GROBOGAN, JMI - calon Wakil Bupati Grobogan Periode 2024-2029 H.Catur Sugeng Susanto,SH.MH.M.S.C mendapat dukungan prioritas dar...