WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Cara Kapolsek Ini Menghilangkan Kebiasaan Warga Bermain Judi

AKP Bdy Suwendedi.
JURNALMEDIAIndonesia.com - Judi, kebiasaan buruk yang dilakukan warga Katingan Hilir, Kalimantan Selatan. Setiap digelar perayaan pesta pernikahan maupun acara kematian, permainan judi selalu digelar warga sekitar.

Tak heran permainan judi ini seperti sudah menjadi kebiasaan bagi warga yang tinggal di wilayah tersebut. Bahkan, setiap hari judi nyaris dilakukan warga, sehingga permainan terlarang ini sudah menjamur.

AKP Beddy Suwendi yang kala itu menjabat Kapolsek Katingan Hilir ingin merubah kebiasaan buruk warga. Upayanya untuk memberantas perjudian menjadi tantangan, karena mendapat pertentangan. Ibarat pepapatah, ia akan mengusik kandang macan yang selama ini tak pernah ada yang berani mengusik.

“Saya menilai aksi perjudian itu melanggar hukum, Walau mendapat pertentangan, tapi saya mencoba untuk memberantas permainan tersebut,” kata pria yang saat ini menjabat sebagai Kanit Samsat Jakarta Timur.

Awalnya, kata Beddy tak ada satupun anggota di Polsek Katingan Hilir yang dipimpinnya mendukung rencana yang akan dicetuskannya.

Apalagi, beberapa anggota menilai rencana tersebut sama saja melawan kebiasaan yang sudah turun temurun dan sudah puluhan tahun digelar dalam setiap acara. “Kala itu saya dilema, satu sisi saya khawatir dengan keselamatan anggota, di sisi lain kalau saya biarkan malah melegalkan aksi perjudian,” ujarnya.

NEKAT GEREBEK

Beddy beberapa kali mengkaji dan mengecek ke lokasi. Dari situ dia akhirnya memberanikan diri.

Bersama 20 petugas kepolisian dari polsek yang dipimpinnya, ia menggerebek aksi perjudian yang beromset ratusan juta pada suatu acara pesta perkawinan. “Saat itu saya cuma ucap bismilhah dalam hati. Jika tindakan saya ini benar, pasti Allah SWT memberi jalan kelancaran, sebaliknya kalau tindakan saya ini salah, pasti akan dikeroyok orang sekampung,” ungkap Beddy.

Penggerebekan dilakukan Beddy bersama anggotanya. Namun, benar saja, begitu masuk ke arena perjudian, anggota yang ada ikut kabur bersama ratusan orang penjudi yang ada. “Bukan hanya penjudi yang hilang, anggota saya juga ketakutan, sehingga melarikan diri dan hanya tersisa tiga orang. Kala itu, saya berguman, “mati saya”. Sebab bandarnya saya tangkap berikut uang taruan dan alat permainan judi,” ungkap Beddy.

Sesaat setelah arena permainan judi tersebut diobok-obok, seketika kawasan tersebut menjadi sepi. Namun, sesaat kemudian muncul sejumlah orang dan menjadi ramai dikerubuti massa.

“Mereka datang dengan membawa senjata. Mulai dari tombak, mandau, parang, hingga golok dibawa ratusan warga yang marah arena perjudiannya kami usik,” tutur alumni AKPOL 2006 ini.

DITODONG SENJATA TAJAM

Semua senjata yang dibawa warga langsung diarahkan ke wajahnya. Ada beberapa jenis senjata yang menusuk mukanya hingga mengeluarkan darah segar.

“Saya ingat beberpa warga mengancam dengan mengatakan, “Kamu mau mati di sini!”. Saat itu tubuhnnya benar-benar dingin, dalam hati, saya benar-benar akan mati,” kenang bapak dua anak ini.

Beruntung, kata Beddy, di tengah todongan senjata tajam yang terus menusuk wajahnya, datanglah seorang tokoh masyarakat di kawasan tersebut yang disegani. Tokoh yang di panggil Pak Haji itu menyebut, Kapolsek merupakan orang baik dan dia sangat mengenalnya.

“Saat Pak Haji itu datang dan meredam emosi massa, darah di tubuh saya rasanya kembali mengalir lagi. Alhamdulillah Allah SWT masih menyelamatkan saya lewat pak haji,” tutur Beddy.

Dikatakan Beddy, berontaknya warga karena permainan judi yang dilakukan mereka setiap ada perhelatan acara sudah menjadi kebiasaan. Karena sudah menjadi kebiasaan, beberapa bandar judi dari luar daerah pun kerap berdatangan untuk menguras harta warga.

“Omsetnya bisa mencapai Rp200 juta, makanya warga marah arena judi yang bisa berlangsung selama satu pekan itu kami acak-acak,” ungkapnya.

UBAH KEBIASAAN

Berkat penjelasan Pak Haji itu juga, lanjut mantan Kapolsek ini, akhirnya ia membuat kesepakatan dengan warga. Dimana ia meminta warga untuk menghentikan aksi perjudian yang selama ini sudah menjadi kebiasaan di kampung tersebut.

“Waktu itu saya cuma bilang ke warga, kalau masih ada judi, saya akan datang lagi dengan minta tambahan pasukan dari polres hingga Polda Kalteng,” ujarnya.

Dari aksi tersebut, tutur Beddy, dia bersyukur judi yang menjadi kebiasaan itu bisa dihilangkan. Hingga saat ini, tak terdengar lagi cerita judi yang biasanya menghiasi setiap adanya kegiatan warga.

“Saya bersyukur dengan apa yang saya lakukan kala itu, bisa merubah kebiasaan buruk yang selama ini dilakukan warga. Mudah-mudahan akan terus selamanya menghilang,” ucapnya.

Saat ini, Beddy ini sudah mengisi jabatan barunya sebagai Kanit Samsat Jakarta Timur, sejak akhir tahun 2016 lalu. Perjalanan panjang sebagai seorang polisi untuk memberikan pelayanan dan keamanan bagi warga masih sangat panjang dalam pengabdiannya di Kepolisian Republik Indonesia. (ifand)
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

LAPAS KELAS' IIA SUBANG GELAR ACARA PEMBUKAAN KAJIAN ISLAM UNTUK WARGA BINAAN DI MASJID AN-NUR

Subang, JMI - Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Subang menggelar acara pembukaan Pondok Kajian Islam di Masjid An-Nur ,dalam kegiatan terseb...