Selamatkan Mata Air & Lingkungannya
Pada saresehan yang digagas Lembaga Advokasi Masyarakat Subang (LAM-S), Masyarakat Peduli Alam Subang (Mapas) dan Gabungan Masyarakat Peduli Lingkungan (Gampil) didukung PT Sari Ater Hotel & Resort tersebut menghadirkan nara sumber Budayawan Peduli Lingkungan Acil Bimbo, dan Direktur Walhi Jabar Dadan Ramdan. Selain itu puluhan undangan hadir mulai warga, aktivis lingkungan dan perwakilan Pemkab Subang. Empat poin yang menjadi ikrar bersama yaitu perlindungan dan pelestarian mata air, penetapan kawasan hutan lindung, tidak membuang sampah ke sungai, dan penanaman pohon.
Darmawan Hardjakusumah " Acil Bimbo", menilai potensi alam di Jawa Barat termasuk di Kabupaten Subang sangat luar biasa. Namun banyak di antaranya di daerah hulu kini sudah mulai rusak. Itu terjadi karena Pemerintah kurang memiliki daya dorong dalam upaya pelestarian lingkungan termasuk di daerah-daerah tangkapan air.
"Konseptor di pemerintahan termasuk para ahli lingkungan di berbagai perguruan tinggi yang ada di Bandung dan Jabar banyak. Namun potensi yang luar biasa itu belum bergerak maksimal," ujarnya.
Dikatakan Acil pemerintah dengan semua potensi yang dimiliknya harus mampu merangkul dan mendorong masyarakat berupaya melestarikan daerah-daerah tangkapan air. Apalagi di Jabar ini jumlah penduduknya paling banyak, bila tak diarahkan dikhawatirkan berdampak negatif termasuk dalam pelestarian lingkungan. "Ini yang belum terlihat, kalau pun ada saat ini terkesan masih sendiri-sendiri tidak dalam kesatuan gerak mengerahkan semua potensi melestarikan lingkungan," katanya.
Acil juga mengungkapkan penyelamatan lingkungan sangat penting terutama upaya menjaga keseimbangan alam agar tidak menjadi pemicu munculnya bencana longsor, banjir dan berkurangnya sumber air bersih. Sebabnya, kesadaran seluruh elemen masyarakat harus kembali digerakkan oleh figur-figur birokrasi yang memiliki multiperan dan kepedulian terhadap lingkungan.
"Saat ini, generasi muda di jabar memerlukan panutan-panutan baru dalam pelestarian lingkungan. Utamanya yang bisa menyatukan gerak antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat harus habis-habisan memulihkan alam yang sudah rusak supaya bisa kembali ke semula," ujarnya.
Acil mengaku sedikit lega ketika melihat upaya warga Cibeusi menjaga alam bersama pemerintah desa, utamanya di daerah sumber air. "Saya titip alam disini masih bagus sumber airnya masih melimpah, saya harap bisa ada tim relawan multi fungsi membuat konsep menjaga dan melestarikan alamnya," katanya.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Dadan Ramdan, mengatakan, Pemkab Subang harus konsen menjaga lingkungan, terutama di wilayah sabuk hijau Subang selatan yang berperan sebagai penangkal banjir dan menjadi kantong-kantong resapan air. "Jika wilayah Subang selatan rusak, maka dampaknya akan terasa ke daerah tengah dan utara, dipastikan akan kekurangan air, dan bisa menimbulkan bencana alam banjir dan longsor," ujarnya.
Asisten II Bidang Pembangunan Pemkab Subang, Besta Besuki, mengungkapkan Pemkab Subang akan berupaya mempertahankan alam di wilayah Subang selatan. "Pemkab Subang berkomitmen untuk tidak mengeksploitasi wilayah selatan. Sebab, kami menyadari peran wilayah selatan sebagai penyangga banjir dan daerah resap air. Sesuai RTRW wilayah Subang selatan akan dikembangkan sebagai daerah wisata, tetapi harus ramah lingkungan," katanya.
Pewarta : Agus Hamdan
Editor : Saddam Al-Khadafi
0 komentar :
Posting Komentar