Ilustrasi |
"Saya harap pada 5 Oktober secara fisik minimal bisa didatangkan dulu agar rakyat Indonesia yakin dan tahu itu menjadi program dari Angkatan Darat yang nantinya harus dibeli," kata KSAD di sela-sela Pembukaan Rapat Pimpinan TNI AD 2017 di Mabes AD, Jakarta Pusat, Senin.
Hingga kini, proses pengadaan helikoter itu masih terus dilakukan. Komunikasi dengan pabrikan dilakukan intensif agar helikopter tersebut segera tiba di Tanah Air.
"Kita harus tahu, pengadaan itu sekarang kontrak tidak bisa langsung datang. Melalui proses panjang," ujarnya.
TNI AD sendiri telah memesan delapan unit helikopter Apache. Kontrak pengadaan itu mencapai 295,8 juta dollar AS.
Salah satu agenda yang akan dibahas dalam rapim kali ini yaitu soal pembangunan kawasan dari daerah pinggiran.
"Tentunya untuk mewujudkan itu, kegiatan yang kita lakukan adalah mengantisipasi di wilayah perbatasan, termasuk pembangunan saranan dan prasarana militer yang dibutuhkan di sana untuk mewujudkan itu," kata mantan Pangkostrad ini.
Selain itu, juga akan dibahas soal pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan bagi TNI AD, baik itu pengadaan alutsista yang sedang dalam proses, maupun yang baru akan diadakan untuk tahun ini.
"Seperti contoh tank Pandur. Itu yang menjadi juga program yang kita bahas, karena ke depan juga akan menjadi pengganti alutsista kita yang sudah tua usianya," ujarnya.
Rapim TNI AD kali ini diikuti oleh 151 orang, yang terdiri dari pejabat eselon pimpinan, pembantu pimpinan, komandan/gubernur/direktur dan kepala badan pelaksana pusat TNI AD. Selain itu juga diikuti oleh seluruh Pangkotama dan Danrem berpangkat perwira tinggi.
(ANT
0 komentar :
Posting Komentar