Pengolah Air Bersih di Pluit |
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono mengatakan delapan titik pembangunan SWRO ini merupakan lanjutan dari tahun lalu yang gagal terlaksana. “Tahun ini kami siapkan anggaran Rp 93 miliar untuk melanjutkan pembangunannya,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta.
Pria yang akrab disapa Soni ini optmistis, kegagalan pada tahun lalu tidak terulang kembali pada tahun ini. Mengingat, pihaknya akan lebih memperketat proses lelang. “Saya mau kontraktor yang terpilih nantinya tahu betul lapangan,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, rencana pembangunan SWRO di delapan titik pada tahun ini hanya mencapai lima persen. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta memutus kontrak kerja dengan pemenang lelang. “Pelajaran untuk tahun ini kami anggarkan lagi minimal mirip dengan yang sekarang diserahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU-PERA),” ucapnya.
Iapun juga meminta kepada Kementerian PU-PERA untuk memberi pendampingan dalam pengelolaan SWRO ini. Sehingga ada kesinambungan dalam pengelolaan. “Kementerian kami minta mendampingi agar bisa terus berjalan pengelolaannya. Mengawal sampai tuntas,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Kementerian PU-PERA, Mochammad Natsir menjelaskan, anggaran untuk pembangunan SWRO ini mencapai Rp11,8 miliar. “Kapasitas SWRO ini mencapai 2,5 liter per detik yang mampu memenuhi kebutuhan pelayanan untuk 600 rumah sambungan,” terangnya.
Natsir menjelaskan, air hasil dari penyulingan ini bisa langsung dikonsumsi warga tanpa dikenakan biaya penyambungan. Air yang disuling tersebut diambil dari air laut dengan kedalaman hingga 60 meter sehingga aman dari polusi air permukaan. “Nantinya pengelolaan SWRO ini akan diserahkan kepada PD PAM Jaya,” tandasnya.
Seperti diketahui KemenPU-PERA menyerahkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) kepada Pemprov DKI Jakarta. SPAM sendiri dibangun di Pulau Untung Jawa dengan teknologi SWRO.
(Pos Kota)
0 komentar :
Posting Komentar