Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (28/12/2016) pagi bergerak menguat sebesar 36 poin menjadi Rp13.440, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.476 per dolar AS. |
"Pasar obligasi global yang mulai pulih membawa sentimen positif bagi surat utang negara (SUN), itu juga sejalan dengan aliran dana asing yang masuk sehingga membawa penguatan rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.
Selain faktor global, lanjut dia, kenaikan outlook oleh Fitch Rating serta ekspektasi inflasi yang berpotensi terjaga menyusul kebijakan pemerintah untuk menahan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar hingga 3 bulan mendatang juga menjadi sentimen positif.
"Rupiah berpeluang menguat hingga akhir tahun ini walaupun cenderung temporer," katanya.
Menurut dia, sentimen yang masih membayangi laju mata uang rupiah yakni prospek tahun 2017 yang masih akan penuh ketidakpastian. Secara umum fokus masih tertuju pada kebijakan ekonomi dari Presiden AS Donald Trump.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen negatif juga masih datang dari sisi fiskal dalam negeri sehingga mengurangi prospek pertumbuhan yang bersumber dari belanja pemerintah.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan bahwa keputusan dari Fitch Rating yang meningkatkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif dengan penegasan peringkat di BBB- (triple B minus) cukup efektif meredam gejolak rupiah.
"Sentimen Fitch itu dapat menjaga ketahanan rupiah atas ancaman apresiasi dari dolar AS," katanya.
(ANTARA News)
0 komentar :
Posting Komentar