Dampak serangan udara pesawat tempur Amerika Serikat terhadap kelompok ISIS di Sabratha, Libya, dalam foto Jumat (19/2/2016). (REUTERS/Sabratha municipality media office/Handout via Reuters) |
ISIS menguasai seluruh kota pelabuhan Mediterania tersebut musim panas tahun ini, dan membangun benteng pertahanannya di Libya.
Amerika Serikat memulai operasi pengeboman pada Agustus atas permintaan Pemerintah Kesepakatan Nasional (Government of National Accord/GNA) Libya untuk membantu pasukan setempat merebut kembali kota tersebut lebih dari setahun setelah kelompok ISIS menguasainya.
Operasi yang berlangsung berbulan-bulan lebih lama dari perkiraan awal itu tersebut berhasil mempersempit wilayah kekuasaan ekstremis menjadi sekitar 50 bangunan.
Ekstremis yang tersisa jumlahnya tinggal sedikit, "tapi mereka gigih dan berjuang sampai mati," kata juru bicara Departemen Pertahanan AS Letnan Jeff Davis. "Itu daerah yang sulit."
"Ini pertahanan terakhir ISIL di Sirte dan mereka berjuang habis-habisan," tambah dia menggunakan akronim ISIS.
Jatuhnya Sirte -- kampung halaman diktator Moamar Gadhafi berada 450 kilometer di timur Tripoli -- akan mewakili pukulan telak terhadap ekstremis, yang juga menghadapi kemunduran dan serangan besar di Suriah dan Irak menurut warta kantor berita AFP. (mr) (ANTARA News)
0 komentar :
Posting Komentar