Pertumbuhan Industri Makanan Minuman Para pedagang makanan dan minuman menunggu calon pembeli di jalan kuliner kawasan Jl. Soerapto |
"Industri mamin memang memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan optimis tahun depan lebih bagus," kata Adhi Lukman melalui pesan elektronik diterima di Jakarta, Rabu.
Adhi memaparkan, terdapat beberapa faktor pendukung yang membuat industri mamin diprediksi tumbuh lebih baik tahun depan, di antaranya pengalaman pemerintah yang sudah baik dalam mengelola pengeluaran anggaran, sehingga mampu mendorong daya beli masyarakat.
"Terbukti Tahun 2015 saat pengeluaran pemerintah buruk di awal tahun, maka industri mamin buruk. Setelah Agustus 2015 pengeluaran pemerintah bagus, industri mamin bagus. Tahun 2016 Presiden Jokowi instruksikan pengeluaran mulai Januari, 2017 pasti akan terus diperbaiki," papar Adhi.
Selain itu, lanjutnya, beberapa perusahaan besar yang bergerak dibidang industri mamin mulai menggarap pasar ASEAN dalam konteks Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Mereka sudah mulai buka distribusi dan melakukan penetrasi pasar. ASEAN menjadi greater Indonesia," ungkapnya.
Kemudian, Adhi menilai realisasi investasi industri mamin Tahun 2016 jauh lebih tinggi dibandingkan 2015, sehingga 2017 ditengarai akan lebih baik.
"Harga komoditi stabil dan cenderung naik sehingga daerah penghasil komoditi ada perbaikan daya beli. Nilai tukar stabil dan pertumbuhan ekonomi diprediksi membaik," tambah Adhi.
Diketahui, sektor industri makanan dan minuman menjadi motor pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada 2017 yang ditargetkan tumbuh 5,3-5,6 persen, lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1-5,4 persen.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah optimis kondisi perekonomian nasional akan lebih stabil dan membaik, sehingga menumbuhkan iklim investasi yang kondusif bagi sektor industri.
Airlangga menyampaikan, sektor makanan dan minuman diproyeksikan tumbuh 7,5-7,8 persen pada 2017, lebih rendah dibandingkan 2016 yang angkanya mencapai 8,2-8,5 persen dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang ada.
(ANTARA News)
0 komentar :
Posting Komentar