WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Lapan Pastikan Benda yang Jatuh di Sumenep Tak Berbahaya

JUMAT, 07 OKTOBER 2016 14:08 WIB
Peneliti dari LAPAN saat memeriksa benda antariksa yang jatuh di Sumenep, Jawa Timur beberapa waktu lalu. KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI
Bandung, JURNALMEDIAIndonesia.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memastikan empat bagian roket Falcon 9 yang jatuh di Sumenep, Jawa Timur tak mengandung zat berbahaya.

Kepala Lapan Thomas Djamaludin mengatakan, kepastian itu didapat setelah pihaknya mengonfirmasi terkait kandungan dalam sampah antariksa itu kepada perusahaan transportasi luar angkasa asal Amerika Serikat, Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) selaku pemilik roket.

"Aman dan sudah dikonfirmasi juga kemarin dalam pertemuan kemarin dari pihak SpaceX bahwa obyek ini aman," kata Thomas di Kantor Lapan, Jalan Dr. Djunjunan, Bandung, Jumat (7/10/2016).

Meski enggan berkometar lebih jauh soal kandungan zat pada benda antariksa itu, pihak SpaceX menegaskan bahwa empat serpihan yang terdiri dari tiga benda berbentuk tabung yang diberi nama composite overwrapped presized vessel (tabung bahan bakar) serta satu panel terminal power tidak mengandung zat radioaktif yang sempat dikhawatirkan masyarakat.

"Mereka tidak akan memberikan penjelasan. Tapi secara umum pihak SpaceX telah mengonfirmasi bahwa ini bagian dari Falcon, objek ini tidak berbahaya dan tidak mengandung zat beracun. Hari ini akan dibawa ke Amerika karena obyek yang jatuh harus dikembalikan ke pihak perusahaan," tutur Thomas.

Sesaat setelah benda itu ditemukan warga, Tim investigasi Lapan bekerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) langsung mengidentifikasi benda tersebut dengan mengukur tingkat paparan radiasi nuklir dari puing bagian dari tingkat kedua roket Falcon.

"Hasil pengukuran menunjukan bahwa benda tersebut tidak terpapar radiasi nuklir. Selanjutnya, Lapan menyerahkan benda jatuh tersebut ke negara atau perusahaan pemilik pecahan roket," jelasnya.

Sementara itu, peneliti Lapan Rhorom Priyatikanto menjelaskan, tabung yang jatuh di area pemukiman warga merupakan tempat penyimpanan bahan bakar roket. Sementara serat hitam yang membungukus tabung adalah serat karbon untuk mencegah kebocoran helium.

"Normalnya roket buatan sekarang tidak mengandung zat radioaktif. Bahan bakarnya juga kerosin, sejenis avtur atau minyak tanah, tidak berbahaya. Bapeten pada Kamis lalu juga sudah memeriksa dengan alat detektor dan dinyatakan tidak ada radiasi," katanya.
Kompas
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

BERITA TERKINI

Kekecewaan Megawati soal Pilkada Serentak 2024, Ini Pernyataan Lengkapnya

Merasa Kecewa, Ini Pernyataan Lengkap Megawati soal Pilkada Serentak 2024 Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawat...