Riwayat Nama Ruang dan Gedung Parlemen
|
"Kemenpora banyak porsi perhatiannya ke olahraga. Nampaknya perhatian ke pemuda masih minim," ungkap Wakil Ketua. Komisi X Abdul Fikri Faqih saat berbincang dengan detikcom, Kamis (27/10/2016).
Dalam momentum peringatan Sumpah Pemuda, Komisi yang membidangi pendidikan, kepemudaan, dan olahraga ini pun meminta pemerintah untuk lebih aware lagi terhadap hal ini. Pembinaan pun dianggap perlu bagi pemuda-pemuda Indonesia.
"Bagaimana agar pemerintah memperhatikan lebih serius lagi tentang pengembangan potensi pemuda di segala bidang. Kita tahu jumlah penduduk Indonesia yang besar ini, hampir 30 persen adalah pemuda," ucapnya.
"Jadi harus diperhatikan apalagi founding fathers selalu memperhatikan pemuda. Maka ada disebut kan hanya perlu 10 pemuda untuk mengguncang dunia," imbuh Fikri.
Pembinaan yang dimaksud menurutnya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. Seperti lewat pendidikan, pelatihan, juga pemberdayaan yang hingga saat ini dianggap masih kurang.
"Lembaga pemuda nyatanya sangat minim diperhatikan. Apakah itu karang taruna dan organisasi pemuda itu sayup dan redup. Beda ketika. zaman revolusi atau tahun '66. Ada KAHMI, ada lembaga mahasiswa seperti HMI. Sekarang hanya seperti aksesoris," tutur dia.
Dalam semangat peringatan Sumpah Pemuda, Fikri pun punya pesan untuk seluruh pemuda dan pemudi Indonesia. Yakni agar lebih meningkatkan prestasi baik untuk dirinya sendiri maupun bagi negara.
"Muda itu usia potensial dan bukan usia yang akan berulang. Kadang pemuda tidak sadar prestasi dan masa depan bangsa sangat bergantung ke mereka. Harus maksimalkan potensinya sesuai kemampuan masing-masing," terang Fikri.
Tak hanya itu, pemuda juga diajak agar tidak takut terhadap politik. Ada cukup banyak contoh pemuda-pemuda yang berhasil menjadi politisi.
"Prestasi di semua bidang. Apakah di era ITE, salah satunya di olahraga. Kalau di tempat lain politisi bukan orang tua, tapi anak muda. Anak muda yang punya kecenderungan politik tinggi," sebut politisi Partai Gerindra ini.
Fikri mengajak agar anak muda tak ragu untuk masuk menjadi kader partai politik. Termasuk juga dalam bidang birokrat terkait pemilihan kepala daerah.
"Gabung saat muda, bukan saat tua. Kita akan kaget-kaget kalau anak muda itu terpilih sebagai Kepala daerah. Tidak jadi tidak mau pilih. Padahal dulu Bung Karno juga sudah tampil saat masih muda, belum 30 tahun. Saya pikir pemuda harus diberi kesempatan," tukas Fiqri.
0 komentar :
Posting Komentar