 |
| Ilustrasi korupsi |
Jawabannya panjang banget. Bisa karena ia terjebak oleh suasana, dimana dia memang tidak bisa megelak, dan harus memilih yang keliru.
Misalnya, seorang pejabat ketika banyak permintaan dari sana-sini. Orang-orang yang dulu mendukung, atau kawan, saudara, rekanan yang pernah memberi budi. Dan nggak pikir pajang lagi, ketika ada yang mengajak berselingkuh, menggeragoti uang negara? Apa boleh buat, oke aja. Karena yang dilihat yang enak-enak. Enak bakalan menerima uang banyak, bakalan jadi kaya raya, bakaln punya harta melimpah ruah, rumah mewah, tanah luas di aman-mana. Hantam dan libas, mengeruk sebanyak-banyaknya!
Ada juga, sudah menjadi anggota DPR, eh masih menipu. Padahal gaji dan tunjangannya luar biasa besar. Nggak jelas ini uang habis untuk apa? Apa buat membayar hutang modal waktu kampanye? Nggak tahu deh.
Ada lagi nih, seorang lelaki yang nampak baik, bekerja sebagai pendidik, tapi dia tega membunuh kekasihnya? Takut dan panik ketika sang pacar hamil. Lalu nggak pikir panjang lagi, yang dia pikirkan bagaimana menghabisi nyawanya. Nggak peduli itu dosa. Yang ada di pikirannya hanya nafsu membunuh, nafsu menghabisi dengan segera! Sama nafsunya ketika dia menodai sang kekasih dulu?
Orang yang seperti ini tak mampu lagi berpikir jernih. Mata sudah gelap!
Begitulah kalau setan sudah campur tangan, setan sudah bicara. Manusia yang lagi kacau, apalagi yang pikirannya lagi kosong, mudah banget dipengaruhi setan!
Sebagai nasihat, seharusnya manusia sudah sadar, sesadar sadarnya, bahwa setan sepanjang waktu menggoda manusia.
Ayo, lawan setan. Kalau mereka setan menawari kejahatan, balas dengan kebaikan. Misalnya setan menggoda; he manusia, ayo bunuh dia, habisi dia, ayo curi hartanya, ayo korupsi. Tolak dengan tegas: Tidak! Sekali lagi tidak! Setan lu! -massoes
0 komentar :
Posting Komentar