Garuda Indonesia |
"Tadi ada arahan dari Bu Menteri untuk Garuda Indonesia bisa lebih agresif dari yang saat ini. Ini yang nanti akan kita tidak lanjuti dan mulai berhitung," kata Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo usai menemui Menteri BUMN Rini Soemarno di kantornya, Jakarta, kemarin.
Menurut Arif, saat ini pangsa pasar Garuda Indonesia untuk penerbangan domestik sekitar 40 persen, sedangkan untuk pasar internasional masih 28 persen. Menteri Rini, dikatakan Arif, mengharapkan Garuda Indonesia bisa mengusai 50 persen pasar penerbangan domestik.
Untuk memperkuat itu, Arif mengaku akan memfokuskan pengembangan pesawat-pesawat berbadan kecil (narrow body) seperti Airbus 320, Boeing 737 dan ATR.
Selain untuk meningkatkan konektivitas antar kota di Indonesia, pembukaan rute di wilayah terpencil juga akan menjadi fokus pengembangan Garuda.
Arif mengaku, saat ini Garuda Indonesia sudah melakukan pemesanan 50 pesawat Boeing 737 MAX 8 yang mulai datang ke Indonesia pada 2017. Pesawat ini direncanakan untuk peningkatan bisnis perusahaan.
"Menurut Bu Menteri jumlah itu masih kurang. Jadi harus pesan lebih banyak lagi untuk mengejar market share yang 50 persen tadi," ungkap Arif.
Arif menjelaskan, perseroan juga tengah menegosiasikan rencana pembukaan rute baru ke Amerika Serikat yang akan transit lebih dulu ke Jepang melalui Bandara Haneda atau Narita.
Arif bilang, pihaknya akan bertemu dengan Duta Besar Jepang agar Indonesia diberikan hak terbang dari Negeri Sakura tersebut. Hal ini seiring dengan diberikannya fifth freedom traffic right bagi maskapai pelat merah, yang berarti memungkinkan bagi Garuda Indonesia untuk menambah isian penumpang sebelum terbang menuju Negeri Paman Sam.
"Menurut perhitungan kita minimal 3 kali seminggu ke Amerika Serikat. Tujuan utama Amerika yang kita pertimbangkan adalah Los Angeles," ungkap Arif.
Namun, jika pemerintah Jepang tidak memberikan hak tersebut, kata Arif, maka pihaknya akan mempertimbangkan Shanghai sebagai opsi penerbangan dari Amerika Serikat.
"Lebih bagus mana? Ya, Jepang karena yield-nya tinggi. Namun, secara volume penumpang kita bisa cover dua-duanya," imbuhnya.
Di sisi lain, untuk bisa terbang ke AS, pihaknya juga harus memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerangan Indonesia oleh The Federal Aviation Administration (FAA) regulations 129.
"Kami memang sudah masuk kategori 1, namun tetap harus ikut FAAR129. Semacam kita harus comply terhadap regulasi negara setempat," tandasnya.
0 komentar :
Posting Komentar