Presiden Jokowi Instruksikan Penanganan Banjir Bandang Garut |
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pembangunan kedua tower ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan warga untuk direlokasi ke rumah susun. Karena selama ini, warga yang menjadi korban tersebut menempati kawasan yang tak layak huni atau berbahaya, di pelataran sungai Cimanuk.
"Saya tahu mereka setuju direlokasi dari Bupati Garut Rudi Gunawan. Jadi kita putuskan pembangunan kedua tower itu secepatnya," kata Jokowi usai meninjau langsung lokasi bencana di Garut, Jawa Barat, kemarin.
Untuk lokasi pembangunan rusun tersebut, bekas Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, sampai saat ini belum bisa diputuskan di mana lokasinya. Hal ini terkait lokasi pembangunannya harus aman dari segala bentuk ancaman bencana.
"Lokasi rusun harus aman. Saya minta Pak Bupati Garut mencari lokasi baru yang aman untuk pembangunan dua tower rusun tersebut," pintanya.
Jokowi juga mengungkapkan rencana pemerintah membangun rumah susun untuk korban banjir bandang yang ada di Sumedang. Namun, sampai saat ini belum bisa diputuskan terkait pembangunannya karena masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
"Untuk yang di Sumedang, belum bisa diputuskan apakah dibangun rusun atau bukan rusun. Nanti akan diputuskan di lapangan," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan, terkait perbaikan infrastruktur yang rusak di Garut, saat ini sudah dalam proses pengerjaan. Dia pun berharap jajarannya bisa dengan cepat melakukan pembenahan agar kegiatan masyarakat setempat bisa segera lembali berjalan normal.
"Pembangunan tanggul di pinggiran sungai Cimanuk sudah dalam pengerjaan. Begitu juga perbaikan infrastruktur lain, seperti air tetap berjalan. Penyelesaiannya saya harap bisa cepat dilakukan," ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk merelokasi Rumah Sakit Dokter Slamet Garut. Sebab, menurutnya, rumah sakit yang tersedia saat ini dibangun di daerah yang rawan bencana. Sementara terkait kerusakan pada sekolah akan segera dikerjakan.
Di tempat sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimoeljono mengatakan, terkait pembangunan dua tower rumah susun untuk korban bencana banjir bandang Garut akan menggunakan anggaran darurat Kementeriannya. Namun, pembangunan belum dimulai karena belum ada kepastian di mana rusun tersebut akan dibangun.
"Standarnya, pembangunan satu rusun lengkap dengan furniture butuh Rp 25 miliar. Namun, untuk rusun para korban ini, belum diputuskan apakah akan menggunakan furniture atau tidak. Yang pasti, rusun itu akan dilengkapi kebutuhan dasar yaitu sarana air dan listrik," kata Basuki.
Saat ini, Kementerian PUPR sedang mengevaluasi lima lokasi usulan Bupati Garut. Dalam pengevaluasiannya pun sebenarnya sudah ada beberapa lokasi yang dinilai layak dan siap bangun. "Lalu kenapa dua tower? Ini karena kebutuhannya 168 KK dengan lima lantai yang akan dibangun," ujarnya. Basuki menambahkan, yang menentukan jumlah 168 KK adalah Bupati Garut Rudy Gunawan.
0 komentar :
Posting Komentar