WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Hijrah Itu Tranformasi dari Negatif ke Positif

JUMAT, 30 SEPTEMBER 2016 |10:24 WIB
Oleh: Nasarudin Umar-Imam Besar Masjid Istiqlal
JURNALMEDIAIndonesia.com - Hijrah merupakan transformasi dari hal-hal negatif ke positif dalam membangun bangsa Indonesia yang kuat dan mandiri, selain juga bisa diartikan meninggalkan yang buruk ke sesuatu yang lebih baik.

Transformasi dari kondisi negara yang sulit untuk menjadi negara yang lebih baik. Itu sesuai dengan nilai-nilai yang diambil dari peristiwa hijrah Rasulullah Nabi Muhammad SAW saat pindah dari Mekah ke Madinah.


Pasalnya, dalam konteks perjuangan, dalam Al Quran disebutkan hijrah lebih dulu, baru kemudian jihad. Penegasan ini dilakukan untuk meluruskan pengertian hijrah dan jihad yang telah diselewengkan kelompok radikal terorisme.

Tidak pernah jihad dulu baru hijrah. Jadi kalo kita ini memang berjuang ya perjuangan pertama adalah hijrah. Kalau tidak mempan dengan hijrah baru kita jihad. Kalau pun berjihad, jihadnya itu (wajahidu bin amwalik wa anfusikum) harta dulu baru jiwa. Jadi hijrah dulu baru jihad..dan jihad itu untuk menghidupkan bukan untuk mematikan.

Seperti diketahui, kelompok radikal ISIS menggunakan hijrah dan jihad untuk menarik pengikutnya untuk pergi ke Suriah untuk mendirikan khilafah ditambah iming-iming hidup yang lebih sejahtera. Padahal faktanya, di Suriah, mereka menghadapi kondisi darurat perang.

Pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, termasuk ratusan WNI yang pergi ke sana, sama saja dengan menceburkan diri ke dalam kebinasaan.  langkah itu diumpamakan sama saja dengan menggarami air laut. Jangan-jangan nanti di sana malah justru setor nyawa,

Hal yang perlu kita terus menyarankan dan mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk berjihad di Tanah Air yang dinilainya lebih strategis ketimbang harus berperang di Suriah.

sudah terlampau  banyak orang di sana yang tidak tahu ujung pangkal dan ideologinya. Lebih baik berjihad di negeri sendiri karena masih banyak fakir miskin yang harus diangkat martabatnya dan masih banyak kebodohan yang perlu harus dipintarkan.

Karena itu untuk memaknai hijrah, khususnya  para generasi muda diminta untuk meninggalkan kebiasaan buruk yang tidak produktif untuk hijrah kepada kebiasaan baru yang lebih produktif.

Apalagi, pada era persaingan global saat ini, bangsa Indonesia perlu menciptakan kapasitas dan karakter bangsa yang mumpuni serta mempunyai daya tahan terhadap pengaruh negatif dari luar.

Selain itu, harus bisa meningkatkan kualitas diri dalam menghadapi persaingan di masa depan. Tanpa talenta yang cukup, ia khawatir bangsa Indonesia akan menjadi penonton di masa depan.

Himbauan ini di khususkan kepada para generasi muda sekarang ini,  hijrah dari sebuah masa yang sekarang ini kepada sebuah masa depan yang lebih kondusif dan lebih produktif dan lebih kompetitif.

Editor : Habib
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

Purnawiran Polri Sekabupaten Grobogan Siap Dukung Dan Menangkan Bambang Catur Dalam Kontestasi Pilkada 2024

GROBOGAN, JMI - pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Grobogan dr.H,Bambang Pujiyanto M,Kes bersama H,Catur Sugeng Susanto SH,M...