KAMIS 18 AGUSTUS 2016 | 11:36 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut hasil penelusuran Tim Independen bukan untuk konsumsi publik karena berkaitan dengan proses penegakan hukum. |
Jakarta,
JMI-Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menolak mempublikasikan hasil
penelusuran Tim Independen terkait dugaan kongkalikong mendiang terpidana
narkotik Fredi Budiman dengan aparat.
"Mengenai
teknis apa yang kami hasilkan, lebih baik tidak usah kami sampaikan. Karena
kalau kami sampaikan, pihak yang akan ditanya tahu materinya apa," kata
Tito di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (18/8).
Tito
juga enggan memaparkan soal pertemuannya dengan Kepala Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf, Selasa lalu.
"Saya
tidak akan sampaikan. Informasi dari PPATK sangat rahasia, tidak boleh
disampaikan ke publik," ujarnya.
Tito
hanya mengatakan, Polri berkomitmen untuk mengklarifikasi apapun hasil yang
diberikan PPATK. Secara
umum Tito menjelaskan, Tim Independen sedang menelusuri transaksi keuangan
Fredi. Ada beberapa sumber informasi yang saat ini dimintai keterangan.
"Sumber
informasi, bukan saksi, karena kegiatan sekarang hanya penyelidikan untuk
menemukan adanya pidana, bukan penyidikan," ujarnya.
Tito
berkata, jika pihaknya menemukan indikasi pelanggaran pidana, lembaganya akan
memproses transaksi itu ke tahap penyidikan.
"Biar
kredibel, jangan sampai nanti polisi dianggap menutup-nutupi," kata Tito.
Selain
Tim Independen yang dibawahi Polri, di saat yang sama tim eksternal dari
koalisi masyarakat sipil juga turut menyelidiki perkara ini. Tim Pembela
Indonesia Berantas Mafia Narkoba--begitu tim itu disebut--bekerja sendiri di
luar koordinasi Polri.
Ketika
dihubungi CNNIndonesia.com, salah satu anggota tim, Satrio Abdillah Wirataru,
juga tidak banyak membuka perkembangan tim ini.
Satrio
yang menjabat staf penanganan kasus di Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak
Kekerasan (KontraS) itu mengatakan hasil investigasi akan dikeluarkan berkala.
Menurut
Satrio, timnya masih menerima aduan dan menginvestigasi untuk pengumpulan data.
Tim itu juga turut menyelidiki aliran dana komplotan Fredi saat masih menguasai
jaringan narkotik.
"Itu
(aliran dana) kami telusuri juga berdasarkan operasi Fredi dulu. Hasilnya kami
keluarkan berkala," kata Satrio.
Sebelumnya,
dugaan perkara ini mencuat setelah Koordinator KontraS Harris Azhar mengungkap
hasil wawancaranya dengan Fredi, 2014 silam. Pernyataan Harris dibuat setelah
Fredi dieksekusi mati di Nusakambangan, Juli lalu. (cnn/red)
0 komentar :
Posting Komentar