KAMIS 18 AGUSTUS 2016 | 16:00 WIB
Ikan bandeng segar |
Jakarta,
JMI.com - Midah Dahmalia mengaku tak terbiasa bekerja diam di dalam ruangan.
Oleh sebab itu, ketika dirinya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia sebagai pegawai di pabrik
baterai, ia hanya menyelesaikan kontrak selama dua tahun lalu kembali ke
Indonesia.
Sekembali
di Indonesia, Midah tinggal di Serang, Banten. Kala itu di awal tahun 2000-an,
Midah melihat bagaimana ikan bandeng begitu melimpah di Serang. "Saya
lihat di Serang itu banyak sekali ikan bandeng. Banyak, sampai berlimpah. Saya
pikir ikan bandeng yang banyak ini harus dimanfaatkan," kata Midah saat
berbincang dengan Kompas.com di sela-sela penjurian kompetisi bisnis DBS BIG,
Jumat (12/8/2016).
Akhirnya,
Midah memulai usaha sate bandeng yang memang hidangan khas Serang. Selain
penganan khas, sate bandeng menjadi ikon oleh-oleh kota itu pula.
Usaha
sate bandeng dikelola oleh Midah melalui CV Bilvie. Modal awalnya Rp 2 juta.
Ikan bandeng diperoleh Midah dari pembudi daya setempat.
Midah
menjelaskan, sejak 2013 ia berinovasi menghadirkan ragam hidangan olahan ikan
bandeng, mulai dari nugget ikan bandeng, abon ikan bandeng, pangsit ikan
bandeng, kerupuk tulang ikan bandeng, kerupuk baso ikan bandeng, bakso ikan
bandeng basah, hingga camilan telur ikan bandeng. "Modal saya tidak besar,
cuma Rp 2 juta. Dulu saya belum berani pakai kredit bank, karena takut tidak
bisa bayar karena usaha masih kecil. Sekarang saya sudah jadi nasabah kredit
modal kerja bank," tutur Midah.
Memberdayakan mantan TKI
Ada
kesan unik dari usaha yang digeluti Midah. Ia memberdayakan rekan-rekan sesama
mantan TKI. Mereka membuat sentra
produksi kecil di sekitar rumah dan kampung mereka dengan pengawasan dari
Midah.
Menurut
Midah, keputusannya memberdayakan mantan TKI ini tak lain adalah bentuk
solidaritas sesama mantan TKI. Pasalnya, ia paham betul para pahlawan devisa
tersebut kerap kesulitan mencari pekerjaan begitu pulang ke kampung halaman.
"Saya berdayakan mantan TKI di Serang, Pandeglang, Rangkasbitung, sekitar
Serang. Habis bagaimana, kadang mereka begitu sampai kampung uangnya sudah
habis," jelasnya.
Saat
ini, tak jarang mantan TKI yang ia berdayakan memisahkan diri dari kelompok
usaha Midah untuk membuat usaha olahan ikan bandeng sendiri. Bahkan, tidak
sedikit dari mereka yang sukses.
Digemari
di Malaysia
Midah
mengaku usaha yang didirikannya adalah binaan Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI. Saat menjadi binaan KKP, ia memperoleh kesempatan mengikuti bazar
UKM di Malaysia dan sebentar lagi di Singapura.
Kepada
Kompas.com, ia bercerita bagaimana produk olahan dari ikan bandeng produksinya
langsung ludes terjual. Midah mengaku senang, namun ekspor produknya ke
Malaysia hingga kini masih terbatas. "Di hari pertama itu cuma icip-icip.
Di hari berikutnya begitu bazar buka langsung habis. Yang paling disukai itu
abon ikan bandeng dan sambalnya, bahkan orang Malaysia tanya bisa atau tidak
beli sambalnya saja," ungkap Midah sambil tertawa.
Midah
kini mengikuti kompetisi bisnis DBS BIG yang merupakan pertama kali baginya.
Dengan kompetisi ini, ia mengaku berharap memperoleh ilmu manajerial dalam
mengelola bisnisnya agar terus maju dan berkembang.(kps/red)
0 komentar :
Posting Komentar