Yogyakarta, JMI - Semua orang di muka bumi ini tentu tidak ingin menjadi gila dalam arti mengalami gangguan kejiwaan. Namun, di Yogyakarta, gila justru menjadi sebuah acara yang digelar tiap tahun. Nama acaranya adalah Sehari Boleh Gila dan tahun ini merupakan penyelenggaraan ketujuh.
Ketua Panitia Sehari Boleh Gila 2016 Dwi Mariyanto mengatakan, acara ini merupakan kegiatan seni. Gila di sini bukan arti sesungguhnya atau mengalami gangguan jiwa.
"Gila ini ungkapan mengagumi, kalau melihat yang luar biasa orang sering bilang 'edan' atau 'gila'," ujar Dwi saat dihubungi JMI.com, Jumat (15/04/2016).
Acara tersebut akan digelar pada Sabtu (16/4/2016) besok di Ambarketawang, Gamping, Sleman.
Semua orang, apa pun latar belakangnya, boleh ikut serta di dalamnya. Mereka dibebaskan menjadi sesuatu yang paling mereka impikan.
"Intelektual, seniman, pejabat, masyarakat umum pasti punya impian. Di sinilah saatnya untuk merealisasikan suatu hal yang paling diimpikan," urainya.
Selain itu, mereka juga boleh 'menggila' dengan menampilkan kemampuan yang dimilikinya. Kostum yang dipakai juga akan diperagakan, namun bukan di atas catwalk, melainkan di chikenwalk.
Mau jadi tokoh superhero, boleh. Pengin jadi presiden, enggak dilarang. Berharap jadi anggota DPR pun, silakan.
"Seniman, masyarakat atau siapa pun bebas menggila. Mengungkapkan apa yang diimpikan, misalnya pengin jadi Spiderman, Batman, Gatotkaca, atau siapa pun, pakai kostumnya dan bergayalah," kata dia.
Acara Sehari Boleh Gila merupakan acara tahunan yang digelar untuk memperingati Hari Seni Sedunia. Tujuannya menampilkan semangat keluar dari rutinitas untuk mendapatkan energi baru.
"Temanya Ekologi Zaman Edan. Boleh kreatif, tetapi harus ikut menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem alam," kata Dwi.
Tema Ekologi Zaman Edan akan disuarakan lewat sebuah orasi dengan mengajak seluruh elemen masyarakat mencintai lingkungan dan alam. Salah satunya peduli pengurangan limbah plastik.
Editor : Saddam Al-Khadafi
0 komentar :
Posting Komentar