WWW.JURNAL MEDIA INDONESIA.COM

Penolakan Taiwan Terhadap Maskapai Lion Air

Denpasar, JMI – Sehari lalu boleh jadi menjadi hari yang melelahkan bagi 174 penumpang pesawat dengan nomor penerbangan JT 2633 tujuan Denpasar-Harbin (China).

Setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, pada pukul 03.02 WITA, pesawat dengan maskapai Lion Air itu dipaksa kembali menuju landasan awal.

Sepanjang hari lalu pula banyak kabar berseliweran mengenai penyebab gagalnya Lion Air terbang ke China, dalam berbagai versi.

Dari internal Lion Air, setidaknya ada dua versi bernada klarifikasi. Pertama, Direktur Operasional Lion Air, Daniel Putut kepada wartakota.tribunnews.com, Selasa (9/2/2016) menyebutkan pesawat Lion Air ditolak melintasi wilayah udara Hongkong karena kesalahan satuan waktu.

“Jadi masalahnya, kami masih pakai satuan local time, sementara bandara disana sudah pakai satuan Coordinated Universal Time (UTC),” kata Daniel.

Kedua, Public Relations Manager Lion Air Group Andy M Saladin kepada salah satu media nasional, di hari yang sama memberikan penjelasan, pesawat jenis Boeing tipe B-744 itu harus kembali ke Denpasar lantaran ada badai di rute yang dilalui antara Denpasar-China. Rute ini tidak melalui Hongkong.

Saat ditemui wartawan JMI dan beberapa media di Bandara Ngurah Rai, Selasa malam, Andy enggan dikonfirmasi.

Sampai akhirnya Direktur Umum Lion Air Edward Sirait pun bersedia memberikan penjelasan. Penjelasan Edward ternyata berbeda dengan keterangan yang sudah tersebar.

Menurut dia, pesawat Lion Air JT 2633 tersebut bukan ditolak oleh otoritas Hongkong, melainkan Taiwan.

Edward mengatakan, semula pihak Lion Air mengajukan penerbangan lintas (overflying) Hongkong untuk tujuan China. Akan tetapi, pihak China justru menyarankan agar Lion Air melintasi Taiwan.

“Ternyata, ketika tadi kita terbang, Taipenya tanya,' Lu mau kemana? Kita bilang mau ke China. Dia bilang, Enggak boleh lewat sini'. Begitulah bahasa sederhananya. Karena enggak boleh lewat (Taiwan), pesawat itu kembali, dan kita mesti bikin flight plan baru,” jelasnya.

Dalam flight plan yang baru itulah Lion Air kembali pada rencana awal, yakni overflying Hongkong. Terbukti, kata Edward, tidak ada penolakan terhadap Lion Air ketika melintasi Hongkong.

Dia menambahkan, proses membuat flight plan baru pada hari kemarin berlangsung sekitar enam jam. Pesawat JT 6233 baru bisa kembali lepas landas dari Bandara Ngurah Rai pada pukul 20.10 WITA.

Menurut Edward, sikap Taiwan yang tidak memperbolehkan maskapai yang menuju China, melintasi wilayah udaranya dikarenakan tidak adanya hubungan diplomatik antara Taiwan dan China daratan.

“Dan itu boleh-boleh saja. Misalnya kalau kita lagi tegang sama Australia, lalu ada pesawat yang mau ke Australia melewati wilayah kita, kita boleh saja melarang, 'Eh lu kalau mau ke Australia, jangan lewat gue deh',” ujar Edward.(kps/red......)
Share on Google Plus

0 komentar :

Posting Komentar

Berita Terkini

TJSL, Peduli Kesehatan Masyarakat, DAHANA Gelar Pengobatan Gratis untuk masyarakat Subang

Subang, JMI - Unit Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT DAHANA menggelar program Pengobatan Gratis untuk Masyarakat. K...