Instruksi ini ia berikan mengingat lonjakan harga pangan akan berdampak serius pada sebagian besar masyarakat Indonesia.
"Saya minta dalam merumuskan kebijakan pangan mempunyai cara pandang yang komprehensif," kata Jokowi, saat membuka rapat terbatas membahas pangan, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Jokowi meminta menteri terkait untuk berkoordinasi menjaga stok dan stabilitas harga pangan.
Berdasarkan data yang diperoleh, kata Jokowi, harga pangan di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara lain, seperti Filipina, China, Kamboja, India, Thailand, dan Vietnam.
"Ini fakta," ujar Jokowi.
Jokowi melanjutkan, tingginya harga pangan di Indonesia, khususnya beras, harus disikapi serius. Terlebih lagi, 81 persen penduduk Indonesia mengonsumsi beras.
"Artinya, kenaikan harga pangan akan memukul 81 persen jumlah penduduk kita," ucapnya.
Selain itu, sambung Jokowi, faktor makanan menyumbangkan 73 persen garis kemiskinan di Indonesia.
"Ini hati-hati, harus betul-betul dicermati sehingga bisa kita kembalikan pada harga yang normal," ucap Jokowi.
Jokowi mengingatkan, kebijakan pangan Indonesia harus membuat rakyat cukup pangan.
Lalu, kebijakan pangan harus berkorelasi dengan penurunan angka kemiskinan, membuat petani lebih sejahtera, membuat produsen pangan dalam negeri makin besar andilnya untuk mencukupi kebutuhan pangan, dan untuk membuat APBN semakin efektif dalam menjangkau rakyat.
"Kami ingin petani sejahtera, pedagang juga sejahtera, konsumen juga mendapatkan cukup untuk pangannya. Jadi, yang sejahtera jangan hanya yang tengah, yang pedagangnya, yang traider-nya, tetapi yang berproduksi juga harus diberikan juga keuntungan dan kesejahteraan," tutur Jokowi.
0 komentar :
Posting Komentar